Antara 2025 dan 2035, mereka memprediksi suhu panas yang ditimbulkan oleh perubahan iklim mungkin memacu 7.000 kasus cacat jantung bawaan tambahan.
Mereka menemukan bahwa sebagian besar dari kasus-kasus ini berada di Midwest, diikuti kawasan Timur Laut dan Selatan.
Baca juga: Berkat Perubahan Iklim, Korea Selatan Bisa Produksi Pisang dan Mangga
"Meskipun penelitian ini masih awal, akan lebih bijaksana bagi wanita di trimester awal kehamilan untuk menghindari panas ekstrem," kata penulis senior Dr. Shao Lin, seorang associate director layanan kesehatan lingkungan dengan Universitas di Albany, Universitas Negeri New York.
Sangat penting bagi mereka yang berencana untuk hamil atau mereka yang hamil tiga sampai delapan minggu untuk menghindari panas yang ekstrem.
Live Science sebelumnya melaporkan bahwa wanita hamil yang terpapar panas selama awal kehamilan dapat mengalami hipertermia, atau suhu tubuh yang sangat tinggi, yang meningkatkan risiko memiliki bayi dengan cacat otak atau sumsum tulang belakang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.