Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabrakan Kuno 4,4 Miliar Tahun Lalu Bikin Bumi Punya Kehidupan

Kompas.com - 24/01/2019, 20:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu pertanyaan yang hingga kini menghantui para peneliti adalah bagaimana bumi bisa menciptakan kehidupan, sedangkan di tempat lain tidak.

Kini, sebuah penelitian baru mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Para ilmuwan menyebut bahwa sebuah tabrakan kuno membentuk bulan untuk Bumi dan mungkin membawa semua bahan kehidupan.

Sebagai informasi, sekitar 4,4 miliar tahun silam, sebuah benda seukuran planet Mars menabrak Bumi primitif. Tabrakan itu menciptakan bulan ke orbit permanen di sekitar planet kita.

Penelitian yang baru saja dipublikasikan dalam jurnal Science Advances ini menemukan bahwa peristiwa tersebut bisa memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Baca juga: Prediksi Tabrakan Galaksi yang Akan Lemparkan Bumi dari Bima Sakti

Tabrakan itu juga memberi Bumi senyawa seperti karbon, nitrogen, dan belerang yang diperlukan agar kehidupan terbentuk.

Saat itu, Bumi sedikit mirip dengan Mars saat ini yang memiliki inti dan mantel.

Meski begitu, bagian non-inti tidak cukup baik, terutama pada unsur-unsur gas seperti nitrogen, karbon, dan belerang.

Elemen-elemen di bagian non-inti itu dapat saling berbaur, tetapi mereka tidak pernah berinteraksi dengan unsur-unsur inti. Kemudian tabrakan terjadi.

Satu teori menyatakan bahwa jenis khusus meteorit, berjuluk carbonaceous chondrites, menghantam Bumi dan memberi elemen-elemen yang mudah menguap ini.

Gagasan ini bertumpu pada fakta bahwa isotop dari elemen seperti nitrogen, karbon dan hidrogen tampaknya cocok dengan yang ditemukan pada meteorit ini.

Jadi, para pendukung teori ini berpendapat, meteorit adalah sumber unsur-unsur ini.

Namun, salah satu kejanggalannya adalah rasio karbon terhadap nitrogen tidak aktif.

Meteorit memiliki sekitar 20 bagian karbon menjadi satu bagian nitrogen. Sedangkan bahan non-inti Bumi memiliki sekitar 40 bagian karbon untuk setiap bagian nitrogen.

Perbedaan ini diungkapkan oleh penulis studi Damanveer Grewal, Ph.D, seorang mahasiswa di Departemen Ilmu Bumi, Lingkungan, dan Planet di Rice University di Houston, Texas.

Tabrakan Antar-planet

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com