Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Operasi Bariatrik yang Bantu Titi Wati Turunkan Berat Badan

Kompas.com - 21/01/2019, 18:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Tak Disarankan pada Anak

Meski cukup efektif untuk menurunkan berat badan secara cepat, prosedur ini tidak disarankan dilakukan pada anak-anak.

Hal itu disampaikan oleh dokter ahli bedah dari Pusat Operasi Bariatric dan Metabolik Asia-Pasifik di Rumah Sakit Jinshazhou, Guangzhou, China, Wu Liang Ping. Wu beralasan, anak-anak masih dalam masa pertumbuhan.

"Dianjurkannya pada usia 16 tahun ke atas," ujar Wu.

Akan tetapi, pada kasus tertentu, operasi bisa dilakukan terhadap anak usia di bawah 16 tahun. Salah satu contoh yang bisa kita kenal adalah Arya Permana, anak yang berbobot 192 kilogram.

Arya melakukan operasi Bariatrik di RS Onmi Alam Sutera, Tangerang. Langkah itu diambil karena saat bobotnya 192 kg, Arya nyaris tak bisa beraktivitas.

Operasi bypass yang dilakukan pada anak sama halnya dengan orang dewasa, yaitu mengecilkan ukuran lambung sehingga porsi makan jadi lebih sedikit.

Dalam Bentuk Pil

Operasi baritarik memang dikenal bisa mengatasi obesitas. Tapi, bagaimana jika seseorang takut dengan prosedur invasif semacam itu?

Tahun lalu, para peneliti di Harvard Medical School telah menciptakan pil yang memiliki efek serupa dengan bedah bariatrik.

Baca juga: Bedah Bariatrik, Turunkan Berat Badan dan Kendalikan Diabetes

Obat tersebut berbasis sulcralfate yang disebut Luminal Coating of the Intestine atau LuCI. Nantinya, obat ini melapisi usus kecil sehingga gula dan nutrisi lain dari makanan tidak terserap oleh tubuh.

Hasil uji coba pada tikus yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Materials menunjukkan bahwa dalam satu jam setelah dimakan, respons tikus terhadap gula darah setelah makan turun 47 persen.

"Apa yang kita ciptakan ini pada intinya adalah 'Operasi dalam bentuk pil'. Kita menggunakan pendekatan bioteknologi untuk menformulasikan pil yang memiliki sifat adhesi yang baik dan bisa menempel pada usus model praklinis," ujar salah satu pemimpin studi Yuhan Lee, seperti dilansir dari Futurism, Selasa (12/6/2018).

"Setelah beberapa jam, efeknya menghilang," ujarnya lagi.

Meskipun hasil uji coba kali ini sangat memuaskan, para peneliti berkata bahwa obat ini belum siap untuk dijual dan dikonsumsi manusia.

LuCI harus menjalani berbagai uji coba terlebih dahulu, termasuk pada tikus-tikus yang obesitas dan memiliki diabetes untuk diketahui efektifitasnya, sebelum diujikan pada manusia.

Namun, bila semua berjalan lancar, bisa jadi LuCI akan menjadi solusi non-bedah yang efektif bagi orang-orang dengan obesitas dan diabetes tipe 2.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com