Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Siasat Ahli Bahasa Menghindari Muslihat Debat Calon Presiden

Kompas.com - 17/01/2019, 07:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Siasat atas muslihat

Sosiolog asal Kanada Erving Goffman menyodorkan teori dramaturgi untuk memahami bagaimana panggung bekerja. Salah satu gagasan penting dalam teori dramaturgi yang dikemukakannya adalah kecenderungan manusia bermain di dua panggung sekaligus: panggung depan dan panggung belakang.

Panggung debat adalah panggung depan. Di sini kandidat akan menampilkan diri sebagai pribadi cerdas, jujur, humoris, dan sifat positif lain. Sifat-sifat itu sama sekali berbeda dengan sifat yang dimainkan di panggung belakang. Di panggung belakang, orang cenderung memunculkan sifat aslinya karena tidak khawatir disaksikan orang.

Kesadaran tentang dua panggung ini mestinya jadi bekal bagi masyarakat yang akan menyaksikan debat 17 Januari besok. Publik perlu menghubungkan pernyataan-pernyataan dalam panggung depan dengan realitas di panggung belakang. Bekal ini dapat menghindarkan publik dari kenaifan.

Sebab, betapa pun tampak mencerdaskan, debat tetaplah pertunjukan. Di sana ada sandiwara.

Surahmat

Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Peneliti di Pusat Kajian Budaya Pesisir, Universitas Negeri Semarang

Artikel ini dipublikasikan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia dari judul asli "Debat calon presiden penuh muslihat-siasat dari ahli bahasa bagi pemirsa". Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com