Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seluk Beluk Penyakit Senyap Gagal Ginjal, Pemicu dan Terapinya

Kompas.com - 14/01/2019, 09:51 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Mulai dari tubuh lemas, cepat lelah, kurang darah, tidak nafsu makan, mual, muntah, sesak napas, dan badan bengkak karena jumlah urine atau kencingnya sedikit. Beberapa juga ada yang sampai tidak sadarkan diri karena tingginya kadar ureum (toksik uremicum).

Pada GGK pasien sering diketahui secara insudentil mus pada medical check-up atau berobat ke dokter karena mual-mual sampai muntah, napsu makan menurun.

"Pucat dan cepat lelah itu karena hemoglobin (Hb) rendah. Urinnya berbusa dan makin sedikit sehingga sesak," jelas Tunggul.

Dikategorikan gagal ginjal kronis bila terjadinya sudah lebih dari tiga bulan ketika pasien nenflami dan menunjukkan gejala seperti disebutkan di atas.

Berbagai pilihan terapi

Gagal ginjal kronis dikategorikan dalam  lima tahapan sesuai derajat tahapan gangguan fungsi ginjalnya.

Namun, praktisnya bisa dirangkum menjadi gangguan ringan, gangguan sedang, dan gangguan berat.

"Gangguan berat itu kalau fungsi ginjal sudah kurang dari 15 persen (CKD V). Pada tahap ini pasien sudah dianjurkan untuk Terapi pengganti ginjal (TPG) atau paling sedikit pasien dipersiapkan untuk pilihan TPG, apakah melakukan cuci darah melalui perut (CAPD), melalui mesin (hemodialisis), atau transplantasi mengganti ginjal," ujarnya.

Meski demikian, tidak berarti semya pasien dengan gangguan berat atau di tahap lima harus segera melakukan cuci darah.

Cuci darah mutlak harus dilakukan pada pasien gagal ginjal gangguan berat dengan syndrome uremicum yaitu adanya gejala klinis yang menyertainya, seperti sesak napas, mual, muntah, tak bisa makan,atau sampai tidak sadarkan diri.

Untuk terapi pengobatan pembersihan ginjal melalui cuci darah lewat perut (CAPD), menggunakan mesin, atau transplantasi tergantung dari apa yang tersedia dan bagaimana kondisi pasien secara keseluruhan terurama faktor jantungnya.

Pilihan CAPD diberikan kepada pasien terutama yang mengalami gangguan jantung.

"CAPD juga duanjurkan karena dapat mempertahankan fungsi ginjal yang masih ada(fungsi ginjal tersisa)," paparnya.

Sehingga bila pasien gagal ginjal berat tidak bisa melakukan cuci darah dengan mesin, maka ia bisa melakukan terapi dengan CAPD.

Terapi ideal, transplantasi ginjal

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com