Dalam keterangan yang diterima The Washington Post, Zak mengatakan bahwa awal mula ia mencurigai usia Calment pada Februari ketika ia mempelajari pola kematian manusia yang berusia lebih dari 105 tahun.
Dari situ, ia baru melakukan penyelidikan terhadap kehidupan Calment pada September.
"Saya mendanai proyek ini sendiri. Ini adalah kasus detektif yang menarik bagi saya. Mereka yang mengkritik apa yang sayang lakukan adalah mereka yang memiliki konflik kepentingan besar atau mereka yang tidak membacanya," ujar Zak.
Meski ia sangat yakin dengan dugaannya, kepada Reuters Zak mengaku bahwa ia belum memiliki bukti kuat.
"Saya meninjau seluruh situasi, ada banyak bukti kecil yang ditemukan," imbuhnya.
Atas penghargaan yang diberikan Guinness World Records, juru bicara Rachel Gluck mengungkap bahwa pihaknya selalu melibatkan sejumlah ahli untuk melakukan verifikasi.
"Penelitian ekstensif dilakukan untuk setiap judul rekaman orang tertua yang kami verifikasi, yang dipimpin para ahli di bidang gerontologi dan mereka telah diberitahu tentang situasi saat ini," ujar Gluck.
Tentang kehidupan Jeanne Calment yang tercatat
Di ulang tahun Calment yang ke120, Washington Post mencatat wanita ini dilahirkan di Arles, selatan Perancis pada 21 Februari 1875 sebelum penemuan bola lampu. Ia menikah dengan Fernand Calment pada usia 21 tahun.
"Ia gemar melukis, bermain piano di ruang tamu, berkeliling kota dengan sepeda, mendaki, berburu, dan mendukung kesuksesan toko kain suaminya," tulis reportes Washington Post Dana Thomas saat itu.
Jeanne Calment termasuk orang yang hidup paling lama dalam keluarganya.
Putrinya, Yvonne meninggal di usia 36 tahun karena radang selaput dada. Suaminya meninggal pada 1942 di usia 72 tahun setelah makan buah ceri liar. Sedangnya cucu satu-satunya, Frederic, tewas dalam kecelakaan mobil di usia 36 tahun pada 1963.
Berita kematian Calment mencatat bahwa dia dikenal sangat suka makan coklat dan bisa menghabilkan hampir satu kilogram coklam dalam seminggu. Ia merawat kulitnya dengan minyak zaitun dan masih bersepeda hingga usia 100 tahun.
Ia mulai berhenti merokok dan hanya dalam beberapa tahun sebelum meninggal. Kebiasaan ini ditinggalkannya bukan karena faktor kesehatan, tapi karena Calment tak bisa menyalakan rokok tanpa meminta bantuan.
Baca juga: Otak Fosil Ini Setengah Manusia, Setengah Kera
Penelitian orang-orang tertua di dunia
Penelusuran tentang orang yang hidup lama juga pernah dilakukan pada Shigechiyo Izumi dari Jepang.
Izumi mendapat julukian pria tertua di dunia ketika meninggal pada 1986 di usia 120 tahun.
Penelitian lanjutan tentang Izumi akhirnya menegaskan bahwa usia aslinya sekitar 105 tahun saat meninggal.
Beberapa yang lain mengatakan orang dengan usia 125 tahun ke atas umumya tidak memiliki dokumentasi pasti untuk membuktikan usia mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.