Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Arab Saudi Alami Efek Langka dari Kemoterapi

Kompas.com - 22/10/2018, 18:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Seorang pria 42 tahun asal Arab Saudi didiagnosis dengan penyakit limfoma non-Hodgkin, kanker yang dimulai dalam limfosit atau salah satu jenis sel darah putih.

Dalam lima bulan setelah diagnosis awal, ia telah melakukan empat kali kemoterapi. Tapi anehnya, setelah itu kuku jarinya berubah warna menjadi cokelat dan muncul garis putih horisontal yang melintang di tengah kuku.

Dalam laporan kasus yang terbit di The New England Journal of Medicine, Rabu (17/10/2018), perubahan warna pada kuku disebabkan oleh kondisi yang disebut melanonychia.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Kemoterapi, Dulu Senjata Perang Dunia I

Kondisi ini terjadi saat kuku memiliki melanin berlebih, pigmen hitam atau cokelat gelap yang mewarnai rambut, kulit, dan iris mata.

Sementara itu, garis putih yang melintang horisontal sebenarnya ada dua jenis.

Garis-garis buram atau disebut garis Mees dapat muncul karena matriks kuku (bagian dari jaringan yang terletak di bawah bagian putih pangkal kuku, tempat kuku baru tumbuh) terluka.

Kemudian, garis yang tembus cahaya atau disebut garis Muehrcke muncul karena adanya perubahan pada pembuluh darah di kuku.

Saat kita menekan kuku, garis Muehrcke bisa menghilang. Tapi kalau garis Mees akan tetap ada.

"Garis-garis ini tidak umum, tapi tidak langka," ujar Dr Marc Glashofer, seorang dermatolog di The Dermatology Group di New Jersey yang tidak terlibat dalam penelitian, dilansir Live Science, Kamis (18/10/2018).

Glashofer menambahkan, perawatan kemoterapi memang dapat menyebabkan perubahan pada kulit, rambut, dan kuku.

Dalam ulasan laporan kasus ini, obat kemoterapi diketahui menjadi penyebab munculnya garis dan warna yang mencolok itu.

Salah satu penulis laporan, Dr Musa Alzahrani seorang hematologi di King Saud University, Arab Saudi, setuju bahwa kemoterapi dapat menyebabkan perubahan di kuku.

"Kalau satu jenis perubahan pada kuku cukup sering. Tetapi kalau ada tiga (jenis) perubahan sekaligus itu sangat jarang terjadi," kata Alzahrani kepada Live Science melalui email.

Kemoterapi bukan satu-satunya penyebab perubahan kuku. Obat tertentu yang digunakan selama kemoterapi juga dapat menimbulkan garis Mees.

Selain itu, kadar protein rendah juga dapat menyebabkan garis Muehrcke.

"Perubahan pada kulit, kuku, dan rambut bisa menjadi "jendela" untuk mengintip apa yang terjadi di dalam tubuh," ujar Glashofer.

Baca juga: Efektifkan Kemoterapi, Pasien Kanker Disarankan Berolahraga

Sering kali, penyakit seperti hati dan ginjal dapat menyebabkan perubahan pada kuku seseorang. Hal ini karena obat-obatan yang dikonsumsi.

Faktor lain seperti kadar protein rendah, juga dapat memicu munculnya garis Muehrcke.

Menurut laporan, pria itu menjalani tahap kemoterapi sampai enam kali. Tepat enam bulan setelah perawatan berakhir, semua kukunya kembali normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau