KOMPAS.com - Studi teranyar tentang sesar Lembang baru saja diterbitkan secara online di jurnal Tectonophysics, 17 Desember 2018.
Mudrik Rahmawan Daryono, peneliti gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang terlibat dalam penelitian mengatakan bahwa studi ini memaparkan lebih banyak fakta dan dijelaskan dengan lebih rinci.
Berikut beberapa fakta tentang sesar Lembang yang dipaparkan Mudrik kepada Kompas.com dalam wawancara Kamis (3/1/2019).
Baca juga: Menyoal Studi Terbaru LIPI Soal Sesar Lembang, Ini Fakta Terbarunya
1. Tiga catatan gempa
Mudrik menjelaskan, sesar Lembang merupakan sesar aktif. Suatu sesar disebut aktif bila ahli dapat membuktikan bahwa pernah terjadi gempa bumi dalam kurun waktu saat ini sampai 11.000 tahun yang lalu.
Mudrik dan timnya mendapat tiga jejak gempa yang diakibatkan sesar Lembang, yakni pada abad ke-15, 60 SM, dan 19.600 tahun yang lalu.
"Dari kriteria tersebut, kita sudah dapat membuktikan bahwa ada dua gempa yang terjadi, yakni di abad ke-15 dan 60 SM," katanya.
Kedua masa itu masuk dalam periode 11 ribu tahun, sehingga disebut sesar aktif.
2. Perubahan bentuk di lapangan
Selain berhasil membuktikan sesar aktif lewat periode, Mudrik juga menyertakan bukti morfologi lain yang dapat menguatkan bahwa sesar Lembang aktif.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.