Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Rilis Jumlah Gempa Selama 2018, Begini Tanggapan Para Ahli

Kompas.com - 30/12/2018, 12:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis data gempa bumi yang terjadi di Indonesia.

Menurut rilis tersebut, sepanjang tahun 2018, telah terjadi peningkatan aktivitas gempa bumi yang signifikan di Indonesia dibandingkan tahun sebelumnya.

Menanggapi data tersebut, Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Eko Yulianto mengatakan peningkatan tersebut normal saja.

"Normal saja... Secara statistik di seluruh dunia setiap tahun ada 900 ribu gempa skala kurang dari 2,5; 30 ribu gempa skala 2,5-5,4; 500 gempa skala 5,5-6,0; 100 gempa 6,1-6,9; 20 gempa skala 7,0-7,9; dan 1 gempa skala lebih dari 8 setiap 5-10 tahun," ungkap Eko melalui pesan singkat, Sabtu (29/12/2018).

Baca juga: Gempa Hari Ini: 4 Kali Guncang Indonesia

Hal senada juga diungkapkan oleh pakar kegempaan LIPI Danny Hilman Natawidjaya. Menurut Danny, peningkatan jumlah gempa yang terjadi bukan sesuatu yang istimewa.

"Pasti setiap tahun ada variasi (jumlah gempa). Tahun sekarang lebih banyak, tahun kemarin lebih sedikit," ungkap Danny.

"Namanya juga fluktuasi. Masa sama terus setiap tahun, kan enggak," imbuhnya.

Irwan Meilano, pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) juga menyatakan hal yang sama. Dia menyatakan fluktuasi gempa seperti yang dilaporkan BMKG merupakan hal yang wajar.

Meski begitu, Irwan menggarisbawahi tentang beberapa gempa besar yang menyumbang banyak jumlah kejadian.

"Secara statistik itu kan seluruh gempa, baik itu gempa utama maupun gempa susulan. Salah satu yang membuat data tersebut banyak adalah gempa besar (yang terjadi tahun ini)," ungkap Irwan.

"Misalnya gempa Lombok saja ada tiga gempa besar kemudian diikuti dengan ribuan gempa susulan. Menrut saya itu yang berkontribusi banyak terhadap jumlah gempa tahun ini, termasuk juga gempa Palu," sambung Irwan.

Pakar kegempaan ITB itu juga menjelaskan ada pola penting yang didapatkan dari data BMKG tersebut.

"Ada pola penting, secara statistik, jumlah gempa besar (di atas 6) lebih banyak terjadi di Indonesia bagian Tengah dan Timur," ujar Irwan.

"Kalau tahun-tahun sebelumnya kita fokus pada gempa di daerah Sumatra, kemudian kita mendapatkan fakta bahwa tahun ini gempa besar banyak terjadi di wilayah Tengah dan Timur," tambahnya.

Baca juga: Viral Video Gelombang Tinggi Manado, BMKG Tegaskan Bukan karena Gempa

Gempa Tahun Depan

Ketika ditanya mengenai jumlah potensi gempa bumi yang mungkin terjadi pada tahun 2019, Irwan mengaku hal tersebut sulit diprediksi.

"Itu yang sulit. biasanya statistik gempa itu secara umum kalau diambil jutaan tahun, berubahnya tidak pernah terlihat naik terus atau turun terus," kata Irwan.

"Kita tidak tahu nih tahun depan seperti apa. Tidak pernah tahu akan seperti apa," tegasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com