KOMPAS.com - Indonesia dan Jepang menjadi negara yang paling banyak mencatat korban jiwa akibat hantaman gelombang pasang tsunami dalam sejarah peradaban manusia.
Meski begitu, tsunami Samudra Hindia pada 26 Desember 2004 merupakan yang paling mematikan. Tsunami ini dipicu gempa berkekuatan 9,1 skala Richter dengan episentrum di kedalaman 30 km di lepas pantai Sumatra.
Tsunami Samudra Hindia di awal abad 21 itu melanda sedikitnya 14 negara dan menewaskan hampir 230.000 orang. Kawasan yang paling terdampak adalah provinsi Aceh di Indonesia dengan lebih 130.000 orang meninggal.
Bencana dipicu pergeseran lempeng tektonik sepanjang 1.300 km sejauh beberapa meter di bawah laut.
Baca juga: Tsunami Senyap di Banten Bukan yang Pertama, Jejak Sejarah Mencatatnya
Gelombang tsunami setinggi sekitar 50 meter menghantam hingga 5 kilometer ke daratan dekat Meulaboh. Tsunami Aceh atau Tsunami Samudra Hindia tercatat sebagai tsunami paling dahsyat sekaligus paling mematikan dalam sejarah peradaban manusia.
Indonesia juga mencatat bencana tsunami paling dahsyat akibat aktivitas vulkanik berupa letusan gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883.
Gelombang tsunami setinggi lebih 37 meter melanda kota Anyer dan Merak, menewaskan lebih 40.000 orang.
Tanggal 22 Desember 2018 lalu, letusan gunung Anak Krakatau memicu tsunami setinggi 3 meter yang menghantam pesisir Banten dan Lampung dan menyebabkan sedikitnya 423 orang meninggal.
Selain Indonesia, tsunami maut kerap terjadi di Jepang. Salah satunya adalah tsunami Tohoku atau Sendai di Jepang pada 11 Maret 2011.
Bahkan, gelombang monster ini tercatat menjadi tsunami paling mematikan abad ke 21. Gelombang tsunami setinggi 10 meter dengan kecepatan hingga 800 km/jam melanda Fukushima.
Sedikitnya 18.000 orang meninggal dan 2.500 orang dinyatakan hilang.
Jepang punya catatan sejarah panjang terkait bencana tsunami yang menelan korban jiwa sangat banyak. Tak heran jika negara itu juga menjadi salah satu negara yang paling maju dalam riset gempa bumi dan penanggulangan tsunami.
Setidaknya tercatat lima bencana tsunami dengan korban jiwa cukup banyak yang melanda Jepang.
Baca juga: Pasca Tsunami Banten, Puluhan Penyu Berhasil Diselamatkan
Pertama, tsunami Sanriku 15 Juni 1896 setinggi 38 meter. Gelombang besar ini menewaskan 22.000 orang di Jepang dan 4.000 orang di pantai timur Cina.
Kedua, tsunami pulau Ryuku pada 24 April 1711. Gelombang pasang itu tercatat menewaskan 12.000 orang.
Ketiga, tsunami Nankaido 20 Oktober 1707. Dengan tinggi gelombang mencapai 25 meter, bencana ini menewaskan sekitar 30.000 orang.
Keempat, tsunami teluk Ise pada 18 Januari 1586. Dalam catatan sejarah Jepang, tsunami ini menewaskan 8.000 orang.
Kelima, tsunami laut Enshunada pada 20 September 1498. Jumlah korban akibat tsunami ini mencapai 31.000 jiwa.
Eropa dan kawasan Afrika Utara juga pernah mengalami bencana tsunami maut. Sebuah gempa berkekuatan 8,5 pada skala Richter dengan episentrum dekat ibukota Portugal, Lisabon pada 1 November 1755 memicu gelombang tsunami setinggi 30 meter.
Tak tanggung-tanggung, gelombang tinggi itu menghantam pantai barat Portugal, pantai kawasan selatan Spanyol dan Maroko. Tercatat bencana ini menewaskan 60.000 orang di tiga negara itu.
Bencana tsunami lainnya melanda bagian utara Chile pada 13 Agustus 1868. Gelombang tinggi tersebut dipicu gempa berkekuatan 8,5 pada skala Richter menewaskan 25.000 orang.
Bahkan, gelombang tsunami setinggi 21 meter itu menerjang hingga ke Afrika dan Australia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.