Letusan Surtseyan terjadi karena magma yang keluar dari kawah GAK bersentuhan dengan air laut dan strombolian (semburan lava pijar dari magma yang dangkal).
Potensi Bencana Erupsi Gunung Anak Krakatau
Melihat kondisi saat ini, PVMBG memperkirakan kondisi yang paling memungkinkan adalah munculnya letusan-letusan Surtseyan.
"Letusan jenis ini terjadi di permukaan air laut. Meski bisa banyak menghasilkan abu, (hal ini) tidak akan menjadi pemicu tsunami," ungkap PVMBG.
Sementara itu, potensi bahaya lontaran material lava pijar tetap ada.
"Dengan jumlah volume yang tersisa tidak terlalu besar, maka potensi terjadi tsunami relatif kecil. Kecuali ada reaktivasi struktur patahan atau sesar di Selat Sunda," imbuhnya.
Berdasar hasil pengamatan dan analisis data visual maupun instrumental hingga Jumat (28/12/2018), tingkat aktivitas GAK berada di level III (Siaga).
Sehubungan dengan status Level III (Siaga) tersebut, PVMBG menghimbau masyarakat untuk berada di radius 5 kilometer dari kawah dan selalu menggunakan masker untuk mengantisipasi jika terjadi hujan abu.
"Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang serta jangan mempercayai isu tentang erupsi GAK yang akan menyebabkan tsunami. (Masyarakat) dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan terus mengikuti arahan BPBD setempat," tutup PVMBG.
Tentang Gunung Anak Krakatau
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.