Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kabar Perpindahan Agama Seseorang Selalu Menarik Perhatian?

Kompas.com - 27/12/2018, 19:32 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

"Saya kira pindah agama sudah lama terjadi, dulu penduduk Hindu dan Budha berpindah ke Islam, sebagian pindah Kristen," kata Sunyoto.

Baca juga: Sebuah Agama Baru Telah Lahir, Inilah Falsafah, Tuhan dan Ajarannya

Perpindahan agama yang mendapat perhatian lebih di media sosial, menurut Sunyoto, adalah karena isu tersebut dekat dengan keseharian masyarakat.

Akibat sejarah panjang perpindahan agama yang terjadi di Indonesia, pindah agama sudah terekam dalam perbendaharaan pengetahuan masyarakat. Apalagi jika pelaku pindah agama adalah memang seorang figur publik.

"Saat media menyampaikannya kepada publik, itu akan dengan mudah menarik perhatian karena dekat dengan perbendaharaan masyarakat," kata Sunyoto.

Akibatnya, masyarakat terpicu untuk memberikan perhatian lebih, maupun mengomentari kejadian tersebut.

Apalagi, menurut Sunyoto, orang memang akan cenderung mendekati, atau membuat koneksi yang intens dengan sesuatu yang memiliki persamaan nasib dan identitas yang sama.

Sehingga, warganet pun merasa tertarik dengan kabar mengenai selebritas yang pindah agama atau selebritas yang meninggalkan agama yang dia peluk.

Politisasi agama

Sunyoto menjelaskan bahwa saat ini, lebih dari sebelumnya, berita terkait dengan agama akan selalu menjadi bahan pembicaraan menarik di masyarakat.

"Ini mungkin juga bisa disambungkan dengan politisasi agama. Dulu ketika tidak ada isu politisasi agama, orang bereaksi biasa saja dengan berita-berita terkait agama," kata dia.

Politisasi agama muncul ketika isu agama digunakan terus menerus sebagai bahan kampanye.

Tak cuma soal pindah agama, masyarakat sangat tertarik dengan identitas agama para politikus dan selebritas.

Baca juga: Selama Ribuan Tahun, Mengapa Manusia Percaya Agama?

Tak jarang, kata pencarian populer terkait tokoh tertentu adalah bukan soal prestasinya, tapi soal agamanya.

Pencarian "Susi Pudjiastuti" dalam setahun terakhir misalnya, akan menghasilkan delapan pencarian terkait, tiga di antaranya adalah tentang agama.

Ini terjadi, karena "masih banyak pemilih yang tidak rasional, tapi memilih berdasarkan ikatan primordial," kata Profesor Sunyoto.

"Isu agama digunakan terus menerus karena itulah isu yang paling gampang dicerna. Agama, adat, dan popularitas dipakai untuk memikat pemilih yang masih banyak merupakan pemilih tradisional," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com