"Singkatnya, rejection itu bicara toleransi di level perilaku," tambah Jony.
Baca juga: Toleransi yang Sebenarnya, Bisakah Terjadi di Indonesia?
Intoleransi Jadi Wajar
Tapi kasus-kasus tersebut kemudian membuat kita bertanya, apakah toleransi bisa dicapai di Indonesia?
Jony menyebut toleransi di Indonesia masih bisa diupayakan. Tekait dengan kasus-kasus intoleransi saat ini, dia mengatakan ada sebuah fenomena yang sedang terjadi di Indonesia terkait toleransi.
"Saya setuju dengan tulisan Dr. Sandra Hamid dari Centre for Indonesian Law, Islam, and Society di the University of Melbourne. Indonesia sekarang sedang mengalami normalisasi intoleransi," ungkap psikolog sosial yang memfokuskan diri pada masalah intoleransi itu.
Jony mencontohkan pada kasus di mana agama dibenturkan dengan politik praktis dan dipergunakan untuk memobilisasi massa untuk meraih dukungan politik.
"Akibatnya, ada standar ganda dalam menunjukkan perilaku-perilaku sosial," kata Jony.
"Definisi toleran menjadi kabur, definisi menista agama juga kabur," tegasnya.
Meski begitu, seperti dijelaskan di atas, Jony secara pribadi mengatakan bahwa toleransi masih bisa diupayakan. Dia membandingkan kondisi Indonesia saat ini mirip dengan apa yang pernah terjadi di negara-negara lain.
"Di masa lalu, banyak negara yang mengalami situasi lebih parah daripada kita, seperti Rwanda dan negara-negara Balkan. Tetapi mereka bisa melaluinya dengan baik," tutur Jony.
"Di masa lalu, kita pernah punya pengalaman keberhasilan dalam menangani intoleransi pada kasus Poso dan Ambon," lanjutnya.
"Saya optimis kita masih bisa berbenah," kata Jony lagi.
Baca juga: Merangkai Toleransi Indonesia, Ahli Usulkan 2 Cara
Merangkai Toleransi Kembali
Jony menawarkan dua ide untuk merangkai kembali toleransi.
1. Kegiatan Lintas Kelompok