KOMPAS.com -Wahana penjelajah Matahari milik Badan Antariksa AS (NASA), Parker Solar Probe, baru saja menyelesaikan misi pertamanya mendekati sang Surya pada 11 November lalu. Parker berhasil mengumpulkan banyak data mengenai cara kerja bintang kita itu.
Data dari Parker, baru saja diterima oleh stasiun NASA di Bumi. Hanya saja, untuk menganalisisnya, para ilmuwan perlu waktu.
Sementara menunggu hasil analisis para ilmuwan, Parker juga menyuguhkan hal tak terduga lainnya. Ia berhasil mengabadikan gambar Matahari dari jarak yang sangat dekat.
Gambar ini diambil oleh instrumen Wide-field Imager for Solar probe (WISPR) dari pesawat antariksa Parker. Foto tersebut menunjukkan steamer koronal atau helmet steamer.
Helmet steamer sendiri adalah putaran gas koronal bermuatan listrik dan plasma yang menghubungkan dua wilayah dengan polaritas berlawanan di Matahari. Bagian ini sering terlihat memanjang karena angin Matahari.
Baca juga: China Bikin Matahari Buatan, Suhunya 6 Kali Sang Surya
Biasanya, kita melihat bagian ini seperti lidah api yang mengelilingi Matahari.
Kini, Parker telah mendapatkan perspektif berbeda yang jauh lebih rinci dari struktur steamer itu. Dalam gambar itu, kita bisa melihat setidaknya dua sinar.
Tak hanya itu, foto ini juga menyajikan sebuah titik terang dan beberapa titik hitam.
Melansir dari Science Alert, Jumat (14/12/2018), titik terang tersebut adalah planet Merkurius. Sedangkan titik hitam yang terlihat adalah artefak dari koreksi latar belakang.
Sayangnya, NASA tidak memberi tahu berapa suhu saat Parker mengabadikan momen tersebut. Tapi, untuk diketahui, robot penyelidik ini dilegkapi pelindung panas canggih yang mampu mengatasi suhu hingga 1.370 derajat Celcius.
Misi kedua Parker dijadwalkan akan dimulai kembali pafa 4 April 2019 mendatang. Sebelum itu, para ilmuwan masih punya banyak tugas untuk menganalisis data dari robot penyelidik tersebut.
"Kami tidak tahu apa yang diharapkan dari begitu dekatnya dengan Matahari sampai kami mendapatkan data, dan kami mungkin akan melihat sebuah fenomena baru," ungkap Nour Raouafi, salah satu ilmuwan proyek Parker ini.
"Parker adalah misi eksplorasi dengan potensi penemuan baru yang sangat besar," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.