Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Kemoterapi, Rambut Sutopo Malah Tumbuh, Kok Bisa?

Kompas.com - 13/12/2018, 19:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com — Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho tidak hanya sibuk membagi informasi tentang kebencanaan di Indonesia di media sosial. Sesekali, ia juga sering menulis tentang kanker paru yang diidapnya.

Terbaru, Sutopo menceritakan tentang dampak unik setelah melakukan kemoterapi.

Dalam postingan di Twitter yang diunggahnya pada Rabu (12/12/2018), pria asal Boyolali itu menceritakan bahwa sebelum melakukan kemoterapi dia mengalami kebotakan menahun.

"Puluhan sampo dan penumbuh rambut saya gunakan, tapi rambut tak tumbuh jua," tulis Sutopo.

"Pascakemoterapi, rambut saya malah tumbuh. Biasanya kemo rambut rontok dan botak. Saya malah tumbuh," sambungnya masih dalam twit yang sama disertai gambar sebelum dan sesudah melakukan kemoterapi.

Baca juga: Sutopo BNPB Bicara Kanker, Istri Indro Warkop, Kematian, hingga Raisa

Berkaitan dengan hal ini, Kompas.com meminta penjelasan Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) dan Ketua Yayasan Kanker Indonesia Profesor Dr dr Aru Wicaksono Sudoyo, SpPD-KHOM.

Aru mengatakan, kemoterapi tidak melulu membuat rambut pasien yang diterapi rontok.

"Semua bergantung pada jenis obatnya. Tidak semua jenis obat antikanker menyebabkan kerontokan," ujar dia melalui pesan singkat, Kamis (13/12/2018).

Ia pun menerangkan bahwa bagi dia dan ahli lain yang bekerja di bidang klinis onkologi, justru yang terpenting dan perlu mendapat perhatian lebih adalah efek kemoterapi terhadap sumsum tulang atau pabrik darah agar jangan sampai terjadi penurunan jumlah leukosit.

"Leukosit atau sel darah putih itu berperan pada kekebalan tubuh, bila (leukosit) turun maka pasien mudah (terkena) infeksi, demam, dan bisa mengancam jiwa," jelasnya.

Fakta tentang efek kemoterapi pada rambut

Melansir Medical News Today, (18/9/2017), ada empat fakta tentang pertumbuhan rambut setelah kemoterapi, yakni:

1. Kerontokan rambut dapat bervariasi, mulai dari rontok semua atau sebagian. Selain rontok, rambut pasien juga bisa menjadi lebih tipis atau rapuh.

2. Orang-orang yang memiliki pertumbuhan rambut cepat sebelum kemoterapi akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat setelah kemoterapi.

3. Pertumbuhan rambut bisa segera muncul setelah kemoterapi tidak lagi menyerang sel-sel sehat.

4. Tingkat pertumbuhan rambut seseorang bervariasi tergantung pada usia, kesehatan, dan faktor lain seperti etnis.

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menumbuhkan rambut setelah kemoterapi?

Sel-sel sehat di folikel rambut yang mendukung pertumbuhan rambut dapat terpengaruh oleh perawatan kemoterapi.

Hal inilah yang membuat penderita kanker mengalami kerontokan rambut di kepala, bulu mata, alis, dan bagian tubuh lain setelah menjalani kemoterapi.

Kerontokan rambut ini dimulai dalam dua minggu perawatan dan biasanya terus memburuk selama 1-2 bulan.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Kemoterapi, Dulu Senjata Perang Dunia I

Bagi pasien kanker yang rambutnya rontok setelah kemoterapi, rambut tidak akan segera tumbuh setelah masa perawatan kemoterapi selesai.

Hal ini karena obat kemoterapi memerlukan waktu untuk meninggalkan tubuh dan menyerang sel yang sehat.

Umumnya, sejumlah kecil rambut tipis mulai tumbuh beberapa minggu setelah perawatan dan pertumbuhan normal dimulai sejak satu sampai dua bulan setelah perawatan terakhir.

"Obat-obatan tertentu bisa meningkatkan risiko kerontokan rambut secara permanen. Misalnya obat doketaxel untuk kanker payudara," tulis artikel yang terbit di Medical News Today.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com