Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angin Terbangkan Atap Gedung di Jakarta Selatan, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 10/12/2018, 16:01 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com – Sebuah video amatir di media sosial Instagram yang menunjukkan fenomena angin kencang di Jakarta pada Senin (10/12/2018) tersebar luas. Video yang diunggah oleh akun @jakarta_terkini tersebut memperlihatkan angin menerbangkan atap bangunan Rasuna Garden Food Street di area Kuningan, Jakarta Selatan.

Menurut Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Agie Wandala Putra, sejak minggu lalu pihak BMKG sudah memperingatkan akan adanya kondisi atmosfer yang tidak stabil, khususnya di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalbar.

“Jadi sudah minggu lalu, kita state periode dari minggu kemarin hingga saat ini waspada sama atmosfer cuaca yang tidak stabil karena energi di atmosfer sedang tinggi-tingginya," jelasnya melalui sambungan telepon kepada Kompas.com pada Senin (10/12/2018).

BMKG Hasil pencitraan satelit Himawari 8 EH

"Artinya, energi pembentukan awannya sedang tinggi, jadi awan cumulonimbus (CB) sedang gampang terbentuk saat ini,” ujarnya lagi.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 5,1 di Bengkulu, Tak Berpotensi Tsunami

Pada saat ini, hasil pantauan BMKG memang menunjukkan adanya intensitas yang tinggi awan CB di wilayah Depok dan Jakarta Selatan.

“Awan CB-nya agak gedhe (besar) juga tuh. Dampaknya ada tiga, bisa hujan es, kemudian puting beliung, dan angin kencang. Lompatan kecepatannya bisa sampai 20 knot, atau 40 sampai 45 kilometer per jam dan bisa di atas itu atau lebih lama karena energinya besar,” jelas Agie.

Menanggapi video yang tersebar di media sosial, Agie menduga bahwa angin yang menghempaskan atap bangunan milik Rasuna Garden Epicentrum mungkin telah melewati fase disipasi yang artinya awan CB meluruh bersama hujan dan angin. Hal ini ditandai dengan adanya angin kencang yang disertai hujan.

Namun, berdasarkan pengamatan video, kemungkinan besar angin tersebut bukanlah puting beliung dan berbeda dengan yang terjadi di Bogor.

Baca juga: Terlihat dari Luar Angkasa, Kotoran Hewan Telah Menyelimuti Bumi

“Puting beliung itu syaratnya harus muter, kaya tornado tapi kecil, kaya belalai gajah. Kalau ini kan enggak kelihatan, jadi ini seperti dorongan ke bawah saja. Kemungkinan itu bukan puting beliung, kecuali ada yang melihat dia memutar,” jelasnya.

Tingginya energi awan CB yang menyebabkan angin kencang dan hujan deras seperti yang terjadi di Bogor dan Jakarta Selatan hanya bersifat lokal dan tidak meluas.

Namun, Agie memperingatkan bahwa kondisi ini berpotensi terjadi hingga hari Minggu (16/12/2018).

Oleh karena itu, dia menyarankan untuk terus mewaspadai cuaca yang akan terjadi karena energi pembentukan awan CB masih tinggi saat ini.

Fenomena ini pun turut mengundang respons dari warganet yang melihat video ini. Akun @fajarmuhammad02, misalnya, mengatakan, "Berdoa selalu di manapun berada". Lalu, akun @imamsutoyyo juga mengungkapkan, Auto Tobat. Ingat kiamat...".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau