KOMPAS.com – Gel kontrasepsi pria yang sederhana dan mudah digunakan akan segera diuji klinis untuk memastikan efektivitas.
Gel yang akan digunakan pada bahu dan punggung pria ini mengandung dua kandungan aktif utama: testosteron dan senyawa progestin segesteron asetat. Formulasi ini diberi nama NES/T.
Senyawa progestin nantinya akan mencegah produksi testosteron di testis. Tujuannya adalah mengurangi produksi sperma hingga mendekati tidak ada.
Sedangkan kehadiran testosteron dalam gel ini adalah untuk memastikan bahwa hormon tetap pada tingkat normal dalam aliran darah.
Tanpa kehadiran testosteron, hasrat seksual dan fungsi lainnya pada pria mungkin akan terganggu.
Rencananya uji klinis akan melibatkan 420 pasangan dan dilakukan selama 23 bulan atau kurang lebih dua tahun.
Baca juga: 5 Produk Merusak Lingkungan, Salah Satunya Pil Kontrasepsi
Nantinya, volunter pria akan menggunakan gel ini setiap hari selama empat hingga 12 minggu untuk menentukan apakah formulasi dapat ditoleransi dan tidak memiliki efek samping.
Metode ini bisa bertambah hingga 16 minggu jika sperma belum menurun hingga batas cukup. Setelah level sperma mencapai ambang batas yang diinginkan, pasangan dilarang menggunakan model kontrasepsi lain.
Fase ini akan menguji apakah gel benar-benar efektif untuk mencegah kehamilan. Para pasangan juga akan terus dipantau selama satu tahun selama fase ini.
Ketika berhenti menggunakan gel, pasangan pria akan terus diamati selama 24 minggu tambahan untuk mengukur reversibilitas formulasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.