Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2018, 17:00 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gel kontrasepsi pria yang sederhana dan mudah digunakan akan segera diuji klinis untuk memastikan efektivitas.

Gel yang akan digunakan pada bahu dan punggung pria ini mengandung dua kandungan aktif utama: testosteron dan senyawa progestin segesteron asetat. Formulasi ini diberi nama NES/T.

Senyawa progestin nantinya akan mencegah produksi testosteron di testis. Tujuannya adalah mengurangi produksi sperma hingga mendekati tidak ada.

Sedangkan kehadiran testosteron dalam gel ini adalah untuk memastikan bahwa hormon tetap pada tingkat normal dalam aliran darah.

Tanpa kehadiran testosteron, hasrat seksual dan fungsi lainnya pada pria mungkin akan terganggu. 

Rencananya uji klinis akan melibatkan 420 pasangan dan dilakukan selama 23 bulan atau kurang lebih dua tahun.

Baca juga: 5 Produk Merusak Lingkungan, Salah Satunya Pil Kontrasepsi

Nantinya, volunter pria akan menggunakan gel ini setiap hari selama empat hingga 12 minggu untuk menentukan apakah formulasi dapat ditoleransi dan tidak memiliki efek samping.

Metode ini bisa bertambah hingga 16 minggu jika sperma belum menurun hingga batas cukup. Setelah level sperma mencapai ambang batas yang diinginkan, pasangan dilarang menggunakan model kontrasepsi lain.

Fase ini akan menguji apakah gel benar-benar efektif untuk mencegah kehamilan. Para pasangan juga akan terus dipantau selama satu tahun selama fase ini.

Ketika berhenti menggunakan gel, pasangan pria akan terus diamati selama 24 minggu tambahan untuk mengukur reversibilitas formulasi.

Menurut para peneliti, jika temuan ini sukses, akan menjawab keresahan para perempuan yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi hormonal.

"Banyak wanita tidak dapat menggunakan kontrasepsi hormonal dan metode kontrasepsi pria saat ini terbatas pada vasektomi dan kondom," ujar Dr Diana Blithe, salah satu peneliti yang terlibat, seperti yang dikutip dari IFL Science pada Jumat (30/11/2018).

"Metode kontrasepsi pria yang aman, sangat efektif dan dapat dipulihkan akan memenuhi kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan," sambung kepala Program Pengembangan Kontrasepsi Perkotaan Institut Kesehatan Anak dan Pengembangan Manusia (NICHD) tersebut.

Menuju Kesetaraan

Sebenarnya, sudah terdapat banyak penelitian tentang kontrasepsi pria dalam berbagai bentuk yang berbeda seperti, pil, suntikan, dan implan.

Sayangnya, meskipun banyak usaha yang dilakukan, tidak banyak penelitian tersebut yang masuk ke dalam tahap uji klinis. Padahal, hal tersebut merupakan fase yang paling penting.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Alat Kontrasepsi, Sempat Dianggap Tabu

Oleh karenanya, kemajuan ini menjadi kabar baik dan menjadi langkah penting menuju kesetaraan dalam kontrasepsi.

Pasalnya, kontrasepsi sangat penting dalam perencanaan keluarga. Hanya saja sejauh ini kontrasepsi hanya diterapkan pada perempuan sementara di sisi lain banyak efek samping tidak menyenangkan yang dihasilkan dari kontrasepsi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com