Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

5 Cara Kurangi Mikroplastik agar Kasus Paus Wakatobi Tak Terulang Lagi

Kompas.com - 05/12/2018, 07:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ini termasuk mendorong peran aktif industri untuk mengumpulkan kembali serta mengelola sampah plastik dari produk yang dijualnya agar tidak berakhir ke aliran perairan.

Beberapa contoh kebijakan inovatif di antaranya diterapkan Inggris, Jerman, Australia, dan beberapa negara lain. Mereka meletakkan mesin penjual otomatis (vending machine) di tempat publik, yang berfungsi menampung botol plastik bekas untuk ditukarkan dengan sejumlah uang.

Cara ini telah terbukti secara efektif mengurangi jumlah sampah botol plastik ke lingkungan.

4. Dukungan riset dan teknologi

Menghilangkan ketergantungan penggunaan plastik seutuhnya juga bukan merupakan pilihan yang realistis, karena kebutuhan terhadap plastik dalam kehidupan sehari hari sangat mendasar dan mencakup ke berbagai macam sektor kehidupan. Industri makanan, elektronik, peralatan rumah tangga, dan industri lainnya membutuhkan plastik untuk mengemas produk.

Oleh karena itu, dibutuhkan bahan alternatif lain yang bisa menggantikan penggunaan plastik tapi dengan sifat yang ramah lingkungan.

Pengembangan bioplastik mungkin merupakan opsi yang paling realistis menjawab tantangan ini. Demikian juga dengan inovasi lainnya seperti teknologi pengolahan dan pemanfaatan limbah plastik.

India kini telah memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan pembuatan jalan dan bahan bata bangunan. Sedangkan Amerika Serikat kini sedang mengembangkan sampah plastik untuk dijadikan bahan bakar disel dan tengah mengujicoba alat pengumpul sampah plastik raksasa yang dipasang di Samudra Pasifik.

Masih banyak lagi contoh teknologi lainnya yang sedang dikembangkan terkait pengelolaan sampah plastik. Tanpa sentuhan teknologi sepertinya mustahil dapat menyelesaikan masalah ini.

5. Aksi bersih pantai

Kegiatan ini merupakan partisipasi sukarela yang biasanya digagas oleh kelompok pemerhati lingkungan, kelompok masyarakat, maupun pribadi dengan cara memungut dan mengumpulkan sampah-sampah yang ditemukan di sepanjang pantai seperti botol plastik, puntung rokok, dan sebagainya.

Aksi ini banyak dilakukan di daerah-daerah pariwisata seperti Bali, Pangandaran, Belitung dan lainnya. Selain memberikan dampak langsung memperindah pantai, dan menambah kenyamanan masyarakat lokal dan pengunjung, kegiatan ini juga mendukung perbaikan lingkungan pesisir dan lautan.

Hal penting lainnya, gerakan sosial ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan laut dengan tidak membuang sampah sembarang.

Memang tidak ada cara tunggal yang ampuh untuk menyelesaikan secara menyeluruh masalah sampah plastik. Karena itu, dibutuhkan peran aktif berbagai pihak untuk menyelesaikannya guna menciptakan lingkungan dan masa depan yang lebih baik. Dan yang terpenting adalah memulainya dari level terkecil: masing-masing individu.

Bakti Berlyanto Sedayu

PhD candidate, Victoria University

Artikel ini dipublikasikan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia dari judul asli "Perut paus sperma penuh plastik di Wakatobi: lima langkah kurangi ancaman mikroplastik di laut Indonesia". Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com