Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Jejak Diaspora Jawa, Menjaga Tradisi Leluhur di Negeri Orang

Kompas.com - 28/11/2018, 13:47 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Di luar negeri, mereka membutuhkan satu rasa. Misalnya di Belanda, (diaspora Jawa) tidak bisa tinggal di satu kampung karena memang kebijakan Belanda harus menyebar. Tetapi saat ada kesibukan apapun, mereka akan tetap kumpul dan kalau istilah sini (Jawa) rewang, mereka bikin bakmi walaupun dari spageti, dan lain-lain," imbuhnya.

Penyebaran diaspora Jawa

Menurut Erlina Hidayati Sumardi, Kepala Bidang Sejarah, Bahasa, dan Sastra Dinas Kebudayaan D.I Yogyakarta, diaspora Jawa dibedakan dalam dua masa, yakni sebelum Indonesia merdeka kolonial dan setelah Indonesia merdeka.

"Periode sebelum Indonesia merdeka, mereka ke luar dari Jawa karena menjadi tenaga kerja paksa pada saat zaman kolonial. Mereka tersebar ke mana-mana, yang paling terkenal di Suriname dan Belanda," kata Erlina dalam kesempatan yang sama.

Tertuang dalam buku Babad Jawa Ing Paran, Sejarah Orang Jawa di Belanda yang ditulis oleh Fuji Riang Prastowo, Masdar Faridl, Ferdi Arifin, Agit Primaswara, dan Laga Adhi Dharma, kolonialisme telah membuka jalur migrasi orang-orang Jawa ke berbagai negara seperti Suriname, Belanda, Kaledonia, dan negara lain yang jauh dari Indonesia.

Migrasi inilah yang menjadi titik awal bagaimana sejarah baru munculnya bangsa Jawa di tanah rantau dimulau.

Dalam buku tersebut juga dituliskan awal migrasi orang Jawa ke Belanda mulai dicatat dalam laporan para pelaut, penjelajah, pedagang, dan misionaris sejak abad ke-17.

Akan tetapi, sejarah orang Jawa-Indonesia di Belanda berbeda dengan sejarah orang Jawa-Suriname atau sejarah orang Jawa di negara lain.

Orang Jawa-Indonesia adalah orang Jawa yang tinggal di Belanda dan mempunyai entitas kenegaraan Indonesia. Mereka mempunyai masa depan atau pengalaman masa lalu sebagai orang Indonesia.

Sedangkan orang Jawa-Suriname adalah masyarakat Jawa yang tidak mempunyai pengalaman identitas politik kenegaraan Indonesia.

"Kemudian periode (diaspora) kedua adalah setelah Indonesia merdeka, mereka biasanya pekerja TKI yang bekerja di luar negeri," imbuh Erlina dalam seminar Diaspora Jawa, di Yogyakarta, Selasa (27/11/2018).

Fase kedua ini dimulai sejak 1950-an hingga 1998 atau pra-reformasi. Kedatangan orang Jawa saat itu ke Belanda sebagai bagian dari kerjasama pemerintah Indonesia dengan Belanda hingga pelarian orang Indonesia atas tuduhan komunisme.

Selain TKI, mereka juga terdiri dari pelajar penerima beasiswa, peranakan indo, dan aktivis kebudayaan.

Sebenarnya ada satu fase penyebaran orang Jawa ke mancanegara, yakni saat masa kontemporer yang dimulai sejak era reformasi 1999.

"Pada periode ini, cerita kedatangan orang Jawa ke Belanda lebih kompleks. Mereka adalah para pelajar, pelancong, pengusaha, dan berbagai golongan yang tidak terbatas dengan kepentingan politik kolonial dan negara Indonesia saja," tulis buku Babad Ing Paran.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com