Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Ilmuwan China Ubah Gen Bayi Kembar, Ini Tanggapan Ahli

Kompas.com - 27/11/2018, 20:01 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Keraguan besar muncul terhadap klaim seorang ilmuwan China yang mengaku telah berhasil melakukan penyuntingan gen bayi kembar untuk kali pertama di dunia.

Ilmuwan tersebut, Profesor He Jiankui, mengatakan telah mengubah DNA bayi kembar yang lahir beberapa minggu lalu saat masih berupa embrio.

Penyuntingan gen ini disebut untuk mencegah bayi-bayi itu tertular HIV. Klaim tersebut belum terverifikasi dan memicu kemarahan ilmuwan lainnya.

Para ilmuwan menyebut, ide penyuntingan gen adalah sesuatu yang mengerikan. Selain itu, hal ini telah dilarang di sejumlah negara.

Masa depan

Penyuntingan gen memang berpotensi membantu mencegah penyakit keturunan dengan mengubah atau menghapus kode DNA pada embrio.

Namun, para ahli khawatir cara ini justru bisa menyebabkan kerusakan tidak hanya pada individu yang dilahirkan, tetapi juga generasi setelahnya.

Baca juga: Di Masa Depan, Reparasi Gen Janin Mungkin Tak Lagi Langgar Etika

Dengan kata lain, ada kekhawatiran bahwa perubahan gen tersebut akan diwariskan ke generasi mendatang.

Banyak negara bahkan membuat undang-undang yang mencegah pengubahan genom dalam embrio saat terjadi reproduksi buatan pada manusia.

Meski begitu, sebenarnya penelitian tentang penyuntingan gen pada embrio IVF yang dibuang diperbolehkan.

Catatannya adalah embrio yang diedit gennya itu harus dihancurkan setelahnya. Artinya, embrio yang telah diubah itu tidak boleh digunakan untuk membuat bayi.

"Mendesain" bayi

Meski larangan penyuntingan gen tersebut telah diterapkan di banyak negara, tetapi Profesor He dari China berkata bahwa dia telah menggunakan alat penyuntingan gen untuk membuat dua bayi perempuan kembar bernama Lulu dan Nana.

Dalam video yang direkam oleh Associated Press, Profesor He mengklaim telah menghilangkan gen yang disebut CCR5.

Hal ini membuat kedua bayi tersebut resisten terhadap HIV jika terpapar virus tersebut.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau