KOMPAS.com - Keraguan besar muncul terhadap klaim seorang ilmuwan China yang mengaku telah berhasil melakukan penyuntingan gen bayi kembar untuk kali pertama di dunia.
Ilmuwan tersebut, Profesor He Jiankui, mengatakan telah mengubah DNA bayi kembar yang lahir beberapa minggu lalu saat masih berupa embrio.
Penyuntingan gen ini disebut untuk mencegah bayi-bayi itu tertular HIV. Klaim tersebut belum terverifikasi dan memicu kemarahan ilmuwan lainnya.
Para ilmuwan menyebut, ide penyuntingan gen adalah sesuatu yang mengerikan. Selain itu, hal ini telah dilarang di sejumlah negara.
Masa depan
Penyuntingan gen memang berpotensi membantu mencegah penyakit keturunan dengan mengubah atau menghapus kode DNA pada embrio.
Namun, para ahli khawatir cara ini justru bisa menyebabkan kerusakan tidak hanya pada individu yang dilahirkan, tetapi juga generasi setelahnya.
Baca juga: Di Masa Depan, Reparasi Gen Janin Mungkin Tak Lagi Langgar Etika
Dengan kata lain, ada kekhawatiran bahwa perubahan gen tersebut akan diwariskan ke generasi mendatang.
Banyak negara bahkan membuat undang-undang yang mencegah pengubahan genom dalam embrio saat terjadi reproduksi buatan pada manusia.
Meski begitu, sebenarnya penelitian tentang penyuntingan gen pada embrio IVF yang dibuang diperbolehkan.
Catatannya adalah embrio yang diedit gennya itu harus dihancurkan setelahnya. Artinya, embrio yang telah diubah itu tidak boleh digunakan untuk membuat bayi.
"Mendesain" bayi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.