Banyak hewan laut berburu dengan echolocation, terutama paus bergigi dan lumba-lumba. Echolocation dikenal sangat sensitif, namun puluhan paus sperma dan paus bergigi lainnya ditemukan mati dengan perut penuh dengan kantong plastik, onderdil mobil dan detritus manusia lainnya.
Savoca mengatakan kemungkinan echolocation mereka salah mengidentifikasi benda-benda ini sebagai makanan.
"Ada kesalahpahaman bahwa hewan-hewan ini bodoh dan hanya makan plastik karena ada di sekitar mereka, tetapi itu tidak benar," kata Savoca.
Tragedi yang terjadi adalah bahwa semua hewan ini adalah pemburu dan penjelajah ulung.
Mereka memiliki indera yang diasah oleh evolusi ribuan tahun untuk menargetkan apa yang sering menjadi jajaran mangsa spesifik.
"Plastik baru ada selama sebagian kecil dari waktu itu," kata Schuyler. Pada saat itu, mereka entah bagaimana memasukkan plastik ke kategori "makanan".
Plastik tidak hanya terlihat seperti makanan, baunya, rasanya, dan bahkan bunyinya terdengar seperti makanan.
Sampah plastik datang dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna. Ini menarik bagi beragam hewan, tapi ini pula yang jadi masalahnya.
Baca juga: Studi Baru: Sampah Plastik Kontaminasi Penyu Sejak Menetas
Kisah matinya paus sperma dengan aneka plastik di perutnya semoga menjadi tamparan keras bagi kita untuk bijak dalam menggunakan plastik sekali pakai, setidaknya berempati dengan kehidupan laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.