Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hanya Manusia, Orangutan Sumatera Juga Bisa "Bicara" Masa Lalu

Kompas.com - 16/11/2018, 18:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

"Dia benar-benar tenang," tambahnya.

Baca juga: Benarkah Lipstik Jadi Ancaman Kehidupan Orangutan dan Spesies Lainnya?

Bahkan, setelah Lameira dan koleganya pergi, induk orangutan tersebut tidak langsung memberi peringatan bahaya. Meski begitu, Lameira terus menunggu.

"Itu membuat frustasi. Dua puluh menit berlalu. Kemudia dia akhirnya membuat komunikasi dengan kelompoknya," ujar Lameira.

Tapi itu bukan hanya sebuah peringatan.

"Dia berkomunikasi selama lebih dari 1 jam," tegasnya.

Ini merupakan salah satu peringatan terlama yang diamati oleh Lameira. Dia mengamati enam induk orangutan lainnya dalam percobaan serupa.

Rata-rata, induk orangutan tersebut menunggu selama tujuh menit untuk berkomunikasi dengan kelompoknya.

Lameira berpikir apa yang dilakukan oleh induk orangutan tersebut bukan sebuah ketakutan. Itu karena mereka tidak ragu-ragu dalam setiap tindakan mereka.

Sebaliknya, Lameira justru berpikir bahwa perilaku induk orangutan tersebut adalah bentuk ketenangan agar tidak menarik perhatian.

"Sang induk melihat predator itu sebagai ancaman paling berbahaya bagi anaknya dan ia memilih untuk tidak berkomunikasi sampai bahaya hilang," kata Lameira.

Menurut Lameira, tidak segera menanggapi stimulus (dalam hal ini kamuflase harimau) adalah tanda kecerdasan.

Dia menambahkan, ini adalah bakat yang sejalan dengan kemampuan lain yang ditemukan pada kera seperti memori jang ka panjang, komunikasi yang disengaja (bukan naluriah), dan kontrol yang baik terhadap otot laring. Semua itu diperkirakan mengarah pada evolusi bahasa.

Baca juga: Orangutan Sumatera Tertua di Dunia Mati pada Usia 62 Tahun

Para peneliti menulis dalam laporannya di jurnal Science Advances, "Keterlambatan bersuara juga merupakan fungsi untuk melindungi orang lain (dalam hal ini anaknya) dari bahaya, yang menunjukkan kognisi tingkat tinggi."

"Temuan kami menunjukkan bahwa referensi yang digantikan dalam bahasa cenderung awalnya bertopeng perilaku serupa pada moyang manusia, hominid," imbuh mereka dikutip dari Science Alert, Jumat (16/11/2018).

Dengan kata lain, kemungkinan kemampuan kita untuk memahami dan berkomunikasi tentang masa lalu telah berevolusi dari hominid kuno yang punya kaitan dengan manusia dan orangutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com