Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiru Paus Sperma, Ahli China Temukan Cara Sembunyikan Pesan Rahasia

Kompas.com - 09/11/2018, 20:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Sekelompok tim peneliti dari China mengaku telah mengembangkan metode untuk menyamarkan komunikasi rahasia dengan meniru paus sperma.

Mereka mengembangkan komunikasi menjadi suara paus sperma. Hal ini dilakukan untuk membuat kapal selam militer sulit dideteksi.

Dalam mengembangkan teknologinya, para ahli mengedit dan menanam sinyal audio ke rekaman suara paus, kemudian mengaturnya agar bisa terdengar semirip mungkin dengan suara paus asli.

Selain membuat teknologi untuk menyembunyikan pesan, mereka juga membuat sistem yang bisa menerima sinyal dan memecahkan kode yang dikirim.

Baca juga: Lagi, Paus Sperma Mati Akibat 29 Kilogram Plastik di Perutnya

Dilansir IFL Science, Rabu (7/11/2018), teknik menyembunyikan pesan dengan meniru suara paus sperma adalah sesuatu yang baru.

Namun, konsep menyembunyikan pesan rahasia ke dalam sebuah sandi, atau disebut steganografi, bukanlah hal baru.

Teknik ini sudah dilakukan sejak zaman dahulu kala, salah satunya saat Leonardo Da Vinci menyisipkan kode dalam lukisan Mona Lisa atau saat tentara Inggris dan Amerika berkomunikasi dengan menggunakan tinta tembus pandang selama perang revolusi.

Di zaman modern seperti ini, sistem pengintaian bawah laut kerap dilakukan untuk memindai dan mencari kapal selam musuh. Bukannya menemukan sinyal kapal selam yang dicari, sistem justru hanya menyaring suara paus sperma atau mamalia laut lainnya.

Hal inilah yang membuat ilmuwan China punya ide brilian untuk menyembunyikan sinyal kapal selam dengan menggunakan suara paus sperma. Terlebih, paus sperma dapat ditemukan di lautan seluruh dunia.

Paus sperma mengeluarkan ekolokasi (bunyi) untuk berburu dan bernavigasi di daerah yang kurang cahaya. Hal ini sama seperti yang dilakukan kelelawar untuk "melihat" dunia di sekitar mereka.

Suara dipancarkan dari dahi paus dan memantulkan bunyi. Kapal selam China menggunakan navigasi suara dan jangkauan (SONAR) dengan cara yang sama, memancarkan gelombang suara yang memantulkan sebuah objek untuk menunjukkan di mana target berada.

Peneliti utama Jiang Jiajia mengatakan kepada South China Morning Post (SCMP), kapal selam sebelumnya menjaga sinyal suara dan komunikasi dari radar musuh dengan dua cara.

Pesan diubah menjadi kode yang sulit dipecahkan atau mengirim kode dengan sinyal sangat lemah yang sulit dideteksi.

Namun, kedua strategi itu memiliki kelemahan. Pertama, menggunakan kode yang susah dipecahkan mungkin justru akan memberi informasi pada musuh tentang keberadaan mereka karena musuh menangkap suara yang tak wajar.

Sementara kalau mengirim pesan dengan sinyal sangat lemah maka pesan mungkin tidak tersampaikan karena kapal selam melakukan perjalanan jarak jauh. Hal ini berpotensi menghilangkan target.

Baca juga: Temuan Kelas Dunia, Ada Gua Bawah Tanah Raksasa di Sinkhole China

Menurut Jiajia, menggunakan metode steganografi lebih menguntungkan dibanding memakai enkripsi atau metode kamuflase lain yang menarik perhatian.

"Dengan cara ini komunikasi bawah air menjadi lebih aman. Bahkan jika sinyal terdeteksi, kode tetap susah dipecahkan," kata Jiajia.

Namun masih belum diketahui apakah hal ini dapat memengaruhi populasi paus sperma nantinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com