Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Indonesia: Singkong Jadi Solusi Masalah Plastik Dunia

Kompas.com - 08/11/2018, 20:15 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Sengatan matahari dan bau busuk menyekat hidung pengunjung di Tempat Pembuangan Akhir Rawa Kucing, Tanggerang. Kecoa berukuran besar mendominasi populasi hama di kawasan seluas 35 hektar tersebut. Setiap menit sebuah truk datang membawa limbah, sementara ekskavator menimbun gunungan sampah yang kian hari kian tinggi.

Sugianto Tandio hanya terdiam menyimak timbunan sampah plastik di TPA Rawa Kucing.

"Setiap hari sekitar 1.500 ton sampah datang ke sini dan 15 sampai 20%-nya adalah plastik," kata dia.

Karena plastik membutuhkan waktu antara 500 hingga 1.000 tahun untuk terurai, setiap sampah di Tanggerang dipastikan bakal menjadi masalah warisan untuk generasi mendatang.

"Bahkan hari ini, sepertiga ikan di samudera Bumi sudah mengandung plastik mikro. Bayangkan saja, setiapkali makan makanan laut Anda harus memilih tiga ikan yang bisa dimakan dan yang tidak boleh," kata Tommy Tjiptadjaja.

"Ini bukan masalah yang bisa kita wariskan untuk anak cucu. Generasi saat ini harus mengambil langkah konkret," imbuhnya.

Bersama Tandio, ekonom lulusan Universitas Chicago itu mendirikan Greenhope, perusahaan yang berambisi mengembangkan plastik alternatif yang ramah lingkungan. Salah satu produk yang berhasil mereka ciptakan adalah Ecoplas yang dibuat dari "polimer biologis dari tapioka," kata Tandio.

Pengakuan Internasional

Kini keduanya sudah mengantongi berbagai hak paten atas penemuan tersebut, termasuk kantung plastik ekologis yang khusus dikembangkan untuk pasar Amerika Serikat.

Tidak heran jika Tandio dan Tjiptadjaja memenangkan penghargaan "Social Entrepreneur Award" dari Schwab Foundation, 2013 silam.

Baca juga: Kisah Ningsih dan Keluarganya di Garis Terdepan Pengelolaan Plastik

Tapioka yang terbuat dari singkong bisa diproduksi di berbagai negara tropis yang notabene memiliki tingkat konsumsi plastik dalam jumlah besar. Tandio yakin, plastik dari singkong bisa menjadi sumber pemasukan baru buat petani kecil di negara miskin.

Polusi plastik yang saat ini menjadi perhatian publik dunia menempatkan Tandio dan Tjiptadjaja sebagai langganan pembicara di berbagai forum internasional. Ketika Tandio menyambangi Our Ocean Conference di Bali, rekannya menghadiri pertemuan dengan pemerintah Malaysia.

Sementara pemerintah Kenya dan sejumlah negara Amerika Latin berniat mengundang keduanya.

Indonesia sendiri baru berniat melarang penggunaan plastik yang terbuat dari minyak pada 2020. Namun saat ini plastik alternatif buatan Greenhope sudah tersedia di berbagai supermarket dan toko di tanah air.

Sekilas, Ecoplas, terlihat seperti kantung plastik biasa. Yang membedakan adalah tulisan di permukaannya yang menyebut singkong sebagai bahan dasar utama.

Berkat penerimaan pasar yang cukup besar Greenhope kini memiliki 50 pegawai.

Meski tumbuh pesat, perusahaan ini kesulitan menurunkan biaya produksi Ecoplas yang sebesar dua kali lipat dibandingkan plastik tradisional. Sebab itu banyak konsumen yang masih enggan membeli plastik ramah lingkungan.

Alternatif yang Lebih Murah

Untuk mengakalinya Tjiptadjaja dan Tandio membentuk tim penelitian dan pengembangan yang sejauh ini sudah berhasil menemukan senyawa aditif yang diberinama Oxium.

Baca juga: Begini Perjalanan Botol Plastik dari Sampah Anda Menjadi Botol Baru

Jika ditambahkan ke dalam campuran bahan pembuat plastik, zat ini membatasi usia plastik konvensional menjadi hanya 2 tahun.

Dengan Oxium, plastik bisa diproduksi secara konvensional dengan tambahan ongkos produksi sebesar hanya 2 hingga 5 persen. Meski tidak ideal, penemuan tersebut bisa membuat plastik sekali pakai di banyak negara miskin menjadi lebih ramah lingkungan.

Greenhope mengklaim telah menjual Oxium di Afrika Selatan, Malaysia dan sejumlah negara lain.

Untuk TPA Rawa Kucing, Greenhope menawarkan terpal raksasa yang terbuat dari Oxium untuk menutupi timbunan sampah dan menghadang bau busuk menjalar ke lingkungan sekitar. Meski demikian sejauh ini Tandio baru bisa menjual dua buah terpal kepada pengelola TPA setiap tahunnya.

Dia hanya bisa menggeleng kepala ketika melihat timbunan sampah baru di Rawa Kucing. Timbunan ini harus segera ditutup dengan terpal supaya tidak membahayakan kesehatan penduduk sekitar, ujarnya.

Tapi sayangnya harga terpal ramah lingkungan buatannya masih terlalu mahal untuk pengelola TPA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Oh Begitu
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fenomena
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Kita
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Oh Begitu
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Oh Begitu
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Fenomena
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau