Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2018, 19:34 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com – Tahukah Anda, apa yang terjadi kepada botol plastik setelah Anda meminum isinya dan membuangnya? Anda mungkin mengira bahwa botol itu dibawa ke tempat penampungan sampah untuk dimusnahkan atau dikubur bersama sampah-sampah lainnya.

Namun, Karyanto selaku Director of Sustainable Development untuk Danone Aqua menyampaikan bahwa sebetulnya, 62 persen dari botol PET di Indonesia dikumpulkan untuk didaur ulang, meskipun pengumpulan plastik secara keseluruhan (termasuk kantung plastik dan produk-produk plastik lainnya) di tingkat nasional tidak sampai sembilan persen.

Pengumpulan botol PET ini merupakan bagian dari ekosistem yang panjang, seperti disaksikan sendiri oleh Kompas.com di Bali pada hari Rabu (31/10/2018).

Setelah Anda buang ke tempat sampah, botol PET biasanya dikumpulkan oleh pemulung untuk dijual ke pengumpul sampah.

Baca juga: Pertama di Indonesia, Botol AMDK dari 100 Persen Plastik Daur Ulang

Ningsih bersama putrinyaShierine Wibawa/Kompas.com Ningsih bersama putrinya

Ningsih adalah salah seorang pengumpul sampah skala kecil yang Kompas.com temui di Tohpati, Denpasar, Bali. Suaminya bekerja sebagai pemulung, sedangkan Ningsih sendiri bertugas untuk memilah sampah-sampah yang dikumpulkan suaminya atau dibeli dari pemulung lain dengan harga Rp 25.000 untuk karung 15 kilogram.

Setelah berhasil mengumpulkan sekarung botol plastik yang bobotnya kira-kira 15 kilogram, Ningsih kemudian menjualnya lagi ke lapak yang lebih besar, yaitu Bali PET Recycling Center di Tohpati, Denpasar, Bali, dengan harga sekitar Rp 75.000.

Di sinilah, botol plastik kemudian melalui beberapa tahap untuk didaur ulang. Pertama, botol-botol plastik yang sudah ditimbang disortir terlebih dahulu.

Wira dari Bali PET Recycling Center berkata bahwa lapaknya menerima semua jenis botol plastik. Oleh karena itu, perlu dipisahkan dahulu mana yang botol PET dan mana yang bukan, mana yang layak dan mana yang tidak. Para pekerja juga memisahkan antara botol PET yang bening atau biru muda, label botol, tutup, dan ringnya.

Baca juga: 10 Menit Bersama Luhut: Musuh Bersama Kita adalah Sampah Plastik

“Yang tidak dipakai ini disalurkan ke area lain, tidak ada yang dibuang,” ujar Wira.

Botol PET yang sudah disortir kemudian digiling menjadi cacahan. Hasil cacahannya lalu dibersihkan dari kotoran dan disortir hanya dengan menggunakan air, tanpa menggunakan bahan kimia. Pasalnya, butiran PET akan tenggelam di dalam air, sedangkan butiran PP dan HDPE akan mengapung di permukaan.

Hasil cacahan yang sudah bersih dan murni PET kemudian dikirim ke PT Namasindo Plas untuk diolah menjadi rPET yang dapat digunakan untuk membuat botol baru lagi.

Memaksimalkan daur ulang PET

Shierine Wibawa/Kompas.com Contoh botol-botol plastik yang diterima dan tidak diterima Bali PET Recycling Center

Namun, seperti yang diutarakan oleh Karyanto dalam artikel sebelumnya, tidak semua botol plastik bisa diolah menjadi rPET.

Bali PET Recycling Center hanya dapat memproses botol bening atau biru muda yang sudah bersih dari label, stiker, segel, dan ring tutup botol. Sementara itu, botol berwarna, botol yang kotor atau lama terendam air laut, dan dilekati oleh label harus dilemparkan ke tempat pengelolahan plastik lain untuk didaur ulang menjadi kursi plastik atau benda-benda lainnya yang bukan botol.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ada Apa Sebelum Big Bang?

Ada Apa Sebelum Big Bang?

Oh Begitu
Mengapa Bayi Menangis Sesaat Setelah Lahir?

Mengapa Bayi Menangis Sesaat Setelah Lahir?

Prof Cilik
Apakah Efek Menahan Kentut?

Apakah Efek Menahan Kentut?

Oh Begitu
Mengapa Pembuluh Darah Terkadang Sulit Ditemukan?

Mengapa Pembuluh Darah Terkadang Sulit Ditemukan?

Oh Begitu
7 Makanan Tinggi Vitamin E yang Sangat Menyehatkan

7 Makanan Tinggi Vitamin E yang Sangat Menyehatkan

Oh Begitu
Apa Itu Bintik Merah Besar di Planet Jupiter?

Apa Itu Bintik Merah Besar di Planet Jupiter?

Fenomena
Benarkah Bahan Bakar Fosil Berasal dari Dinosaurus?

Benarkah Bahan Bakar Fosil Berasal dari Dinosaurus?

Oh Begitu
Peneliti Jelaskan Kasus Misterius Orca yang Telan 7 Ekor Berang-berang Laut

Peneliti Jelaskan Kasus Misterius Orca yang Telan 7 Ekor Berang-berang Laut

Oh Begitu
Apa Saja Penyebab Wajah Bengkak di Pagi Hari?

Apa Saja Penyebab Wajah Bengkak di Pagi Hari?

Oh Begitu
Seperti Apa Ikan Tertua di Dunia yang Hidup di Akuarium?

Seperti Apa Ikan Tertua di Dunia yang Hidup di Akuarium?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kecoak, Bisa Hidup Tanpa Makan Sebulan (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kecoak, Bisa Hidup Tanpa Makan Sebulan (Bagian 2)

Oh Begitu
5 Cara Aman Mengeluarkan Air dari Telinga

5 Cara Aman Mengeluarkan Air dari Telinga

Kita
Mengapa Perut Terasa Mulas Saat Cemas?

Mengapa Perut Terasa Mulas Saat Cemas?

Oh Begitu
Makin Mengkhawatirkan, Kini Mikroplastik Ditemukan di Awan

Makin Mengkhawatirkan, Kini Mikroplastik Ditemukan di Awan

Fenomena
Sains Jelaskan Penyebab Cokelat Berbahaya untuk Anjing

Sains Jelaskan Penyebab Cokelat Berbahaya untuk Anjing

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com