Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Bau Durian yang Bikin Sriwijaya Air Hampir Batal Terbang

Kompas.com - 07/11/2018, 20:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Penerbangan Sriwijaya Air 091 tujuan Bengkulu-Jakarta dengan jadwal keberangkatan Senin (5/11/2018) pukul 10.50 sempat ditunda sekitar satu jam karena penumpang protes dengan bau durian yang masuk ke kabin pesawat. Setelah semua durian dikeluarkan dari bagasi, para penumpang baru bersedia diterbangkan.

Seperti kita tahu buah tropis asal Asia Tenggara ini memang terkenal lezat dan memiliki bau sangat menyengat meski kulitnya belum dibuka.

Lantas, sebenarnya apa yang terkandung dalam durian hingga baunya bisa membuat pusing dan tidak nyaman?

Baca juga: Sriwijaya Air: Durian Sudah Dibungkus 4 Lapis Pakai Pandan dan Kopi

Menurut laporan yang terbit di jurnal Agriculture and Food Chemistry edisi Oktober 2012, durian mengandung 50 senyawa berbeda yang bertanggung jawab atas aroma ajaibnya.

Hal itu diketahui setelah tim ahli dari Pusat Studi Makanan Kimia Jerman yang dipimpin Jia-Ziao Li mengambil sampel durian Thailand dengan spektrometer massa dan komatografi gas.

Saat itu, mereka mengatakan delapan senyawa merupakan senyawa berbeda dari durian yang diteliti sebelumnya dan empat senyawa lain adalah senyawa asing dalam dunia sains.

Seperti dilansir Smithsonian, (30/11/2012), analisis mereka menunjukkan bahwa senyawa yang terkandung dalam durian bukan senyawa tunggal, tetapi campuran berbagai bahan kimia sehingga baunya sangat kuat.

Senyawa-senyawa tersebut diidentifikasi rumus kimianya, dan mungkin samar dikenal orang awam yang tidak pernah mempelajari kimia organik, misalnya 1-{sulfanyl} ethanethiol.

Tim Jia-Ziao telah mengaitkan bau tersebut dengan senyawa tertentu. Namun menariknya, tidak ada satupun senyawa yang secara individual cocok dengan bau durian yang khas.

Para ahli menemukan ada campuran antara bau sigung, logam, karet dibakar, bawang panggang, bawang putih, keju, bawang merah, dan madu.

Selain itu, ahli mendeteksi ada beberapa zat lain yang terkandung dalam masakan daging sapi, ekstrak ragi, cumi kering, dan daun bawang. Entah bagaimana, kombinasi dari 50 senyawa kimia ini menghasilkan aroma kuat yang memikat dan diingat seluruh orang di dunia.

Baca juga: [HOAKS] Durian Mengandung Kolesterol

Dalam pemberitaan sebelumnya, studi yang terbit di Nature Genetics edisi Oktober 2017 melaporkan bahwa durian memiliki senyawa sulfur volatil atau VSC yang lebih banyak dibandingkan dengan buah lain.

Senyawa sulfur volatil merupakan senyawa bau yang dihasilkan oleh gen bernama metionin gamma lyases. Gen ini akan menjadi sangat aktif ketika buah matang sehingga menyebabkan bau yang tidak biasa.

Dalam penelitiannya, para ahli dari National Cancer Center (NCC) dan Duke-NUS Medical School di Singapura telah membandingkan DNA durian dengan tanaman lain yang memiliki bau yang tidak biasa, seperti kakao.

"Bagi yang tidak biasa, aroma durian seperti kombinasi antara campuran bawang, buah-buah manis, serta asam pada bumbu sop. Bahkan (bau durian) juga dideskripsikan seperti telur busuk," kata Bin Tean Teh, ahli genetika yang melakukan studi mengenai durian.

Akan tetapi, bau tersebut penting bagi durian yang hidup di alam liar.

Para peneliti berkata bahwa bau durian yang khas membantu menarik hewan untuk memakannya dan menyebarkan bijinya. Setidaknya kini ada 30 spesies durian, baik yang bisa dikonsumsi maupun tidak. Beberapa di antaranya juga terancam punah.

Baca juga: Jangan Percaya Mitos, Ibu Hamil Tidak Dilarang Makan Durian

Terlepas dari baunya, sebuah studi Jepang 2009 menyebut durian sebagai keajaiban ilmiah.

Studi itu mengatakan, ekstrak durian sangat menghambat kerja enzim dehidrogenase aldehid (ALDH). Enzim ALDH digunakan hati untuk mengurai alkohol.

Hal ini mungkin dapat menjelaskan mitos yang berbunyi, makan durian jangan dibarengi minum alkohol karena bisa menyebabkan kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau