Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Kotak Hitam, Buka Misteri Lion Air JT610

Kompas.com - 01/11/2018, 21:42 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Walaupun awalnya menolak, Australia menjadi negara pertama yang membutuhkan penggunaan perangkat ini. Itu karena kasus kecelakaan pesawat di Queensland pada 1960-an.

Perekam awal tersebut mencatat kondisi penerbangan dasar seperti pos, ketinggian, kecepatan udata, dan lain sebagainya. Dengan menganalisis parameter-parameter ini, penyelidik bisa melakukan reka ulang sebagian besar aktivitas yang dikendalikan pilot saat menjelang kecelakaan pesawat.

Meski namanya kota hitam, tapi sebenarnya warna piranti ini adalah oranye. Warna mencolok ini dipilih untuk memudahkan pencarian saat terjadinya kecelakaan pesawat.

Tak hanya itu, sebuah kotak hitam juga harus melalui serangkaian tes sebelum dipasang di badan pesawat. Benda ini melalui uji ketahanan api, tembakan, hingga tekanan ketika terendam 6 kilometer di bawah laut.

Dalam perkembangannya, kotak hitam yang semula didesain untuk merekam informasi ke foil baja telah berubah menggunakan memori solid-state. Dengan pembaruan ini, data dari kotak hitam dapat diunduh hampir seketika.

Baca juga: 3 Hal Ini Bisa Selamatkan Nyawa Saat Terjadi Kecelakaan Pesawat

Namun, perkembangan dari kotak hitam yang paling mengesankan adalah sinyal lokasi yang dipancarkan hingga 30 hari setelah kecelakaan pesawat.

Kini, kotak hitam tidak hanya untuk mencari penyebab kecelakaan transportasi udara. Ia bahkan digunakan untuk inspeksi pemeliharaan rutin guna memantau kinerja pesawat.

Di masa depan, kotak hitam mungkin saja bisa melakukan transmisi data secara real time. Dengan begitu, kebutuhan secara fisik mencari kotak hitam saat kecelakaan terjadi bisa dihilangkan.

Artinya, ada banyak biaya yang dihemat ketika pencarian kotak hitam tidak lagi diperlukan karena datanya telah diperoleh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau