KOMPAS.com – Pikat atau yang kita kenal dengan lalat pengisap darah hidup sesuai dengan namanya, yakni mengisap darah. Namun selain mengisap darah, pikat kini juga diketahui suka mengisap ganja, bahkan dalam jumlah yang mengejutkan.
Berdasarkan studi yang diterbitkan pada jurnal Proceeding of National Academy of Sciences, temuan ini dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan penyebaran penyakit yang disebarkan oleh pikat.
Perlu Anda ketahui, pikat betina mengisap darah untuk menyediakan protein yang diperlukan dalam proses pematangan telur mereka. Selama proses ini, pikat dapat menularkan patogen ke manusia dan menimbulkan penyakit seperti cakaran kucing dan penyakit orang miskin, yang mengakibatkan 20.000 hingga 50.000 kematian setiap tahun di seluruh dunia.
Selain mengisap darah, pikat juga diketahui mengisap gula yang ada pada tanaman dalam bentuk nektar atau getah tanaman.
Baca juga: Peneliti Israel Terobsesi dengan Orgasme Lalat Buah, Ini Alasannya
Dalam kasus studi ini, peneliti utama Ibrahim Abbasia dari Universitas Ibrani Yerusalem dan koleganya mempelajari pikat untuk menentukan jenis tanaman apa yang paling mereka sukai dengan menggunakan teknik pengurutan gen terbaru.
Objek penelitian ini adalah pikat yang berada di lima wilayah berbeda: Brasil, Ethiopia, Kazakhstan, Israel, dan Palestina.
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa tanaman yang paling sering dikonsumsi di empat dari lima negara tersebut adalah Cannabis sativa atau yang biasa kita sebut dengan ganja. Padahal tidak semua negara tersebut kaya akan tanaman ganja.
Artinya, ganja tetap ditemukan di dalam tubuh pikat bahkan ketika tidak jelas di mana mereka menemukannya dan ketika sumber makanan yang jauh lebih baik banyak tersedia.
Baca juga: Kenapa Sih Bulu pada Tahi Lalat Bisa Tumbuh Panjang?
Sampai saat ini, para peneliti masih belum mengerti mengapa pikat sangat menyukai ganja dan ini akan menjadi penelitian lebih lanjut bagi mereka. Namun, di sisi lain temuan ini berpotensi membantu mengendalikan populasi pikat dan mengontrol prevalensi penyakit yang disebarkan oleh gigitan pikat.
"Ini adalah sebuah pendekatan baru untuk mengendalikan nyamuk dan pikat dengan mengeksploitasi kebiasaan mereka yang memakan tanaman dengan memanfaatkan gula yang menarik lalat pasir dan nyamuk," tulis Abbasia seperti yang dilansir dari News Week, Senin (29/10/2018).
Para peneliti berpendapat bahwa populasi serangga penyebar penyakit ini dapat dikendalikan dengan menambahkan ekstrak ganja ke perangkap pikat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.