2. Udara Pesawat Sama Keringnya dengan Gurun Sahara
Anda mungkin memperhatikan ketika naik pesawat, kulit, hidung, mata, dan mulut menjadi kering. Dilansir dari News.com.au, Kamis (18/10/2018), itu karena kelembapan udara bertekanan di kabin hanya 20 persen atau setara dengan kelembapan rata-rata di Gurun Sahara.
Kelembapan udara ini adalah produk sampingan ketika benda berada di ketinggian yang tinggi. Dalam ketinggian tersebut, kadar air sangat rendah bahkan tidak ada.
Sebenarnya ada solusi sederhana, yaitu memasang pelembap kabin. Sayangnya, ini membutuhkan air dalam jumlah besar yang membuatnya berat untuk dibawa.
3. Sering Tersambar Petir
Dirangkum dari Live Science tahun 2010, fakta paling sederhana adalah pesawat sering tersambar petir. Biasanya petir menyambar bagian tepi tajam pesawat seperti ujung sayap, hidung, atau ekornya.
Namun jangan khawatir tentang hal ini. Pesawat menerapkan teori Faraday. Ia bertindak sebagai sangkar Faraday yang melindungi interior dari tegangan apapun.
Komponen listrik serta komponen peerbangan elektronik lain seperti tangki bahan bakar juga telah didesain dengan hati-hati.
Ini sebabnya sangat terjadi insiden fatal pada pesawat terkait sambaran petir.
Baca juga: 3 Hal Ini Bisa Selamatkan Nyawa Saat Terjadi Kecelakaan Pesawat
4. Lubang Jendela Penyelamat Hidup
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.