Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

John Kerry Ungkap Pil Pahit Perubahan Iklim dan Penawarnya

Kompas.com - 30/10/2018, 20:00 WIB
Shierine Wangsa Wibawa,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com  - Dalam pidatonya di Our Ocean Conference ke-5 yang diadakan di Nusa Dua, Bali, Senin (29/10/2018), mantan menteri luar negeri AS John Kerry menegaskan bahwa waktu manusia untuk menyelamatkan lingkungan dari perubahan iklim sudah mau habis.

"Anda tidak perlu jadi ilmuwan untuk tahu bahwa lusinan negara duduk di sini karena waktunya mau habis," katanya.

Mengutip laporan terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang menggarisbawahi bahwa sekadar menjaga pemanasan global agar tidak melebihi 1.5-2 derajat, tidak menyelesaikan masalah perubahan iklim. Kerry berkata bahwa kita hanya punya waktu 12 tahun untuk membuat perubahan.

"Inilah inti dari laporan itu: pemanasan global kemungkinan besar akan menyebabkan konsekuensi mengerikan hanya dalam 12 tahun. 12 tahun adalah target kita bagi pemerintah untuk bersikap lebih bertanggung jawab, bagi pemimpin untuk mulai memimpin," katanya.

Faktanya, kita malah sedang menuju kenaikan empat derajat celcius hanya dalam abad ini, dan tidak menghentikan perubahan iklim sama saja dengan merusak lautan karena kedua isu ini saling terkait.

Dituturkan oleh Kerry, perubahan iklim mengubah kimiawi di lautan sehingga kehidupan bawah air tidak bisa hidup lagi di tempat tinggalnya. Pada saat ini, ada 500 zona kematian atau area di mana tidak ada kehidupan di lautan dunia. Jumlah ini terus bertambah seiring dengan meningkatnya perubahan iklim.

Baca juga: Bukan Masa Depan, Perubahan Iklim Telah Ancam Tibet Sejak Sekarang

Kerry mengatakan, kerusakan ini telah mencapai titik ekstrem di mana tanpa perubahan besar sebelum pertengahan abad ini atau bahkan lebih cepat, bakal ada lebih banyak plastik di lautan daripada ikan.

Dengan kata lain, jika kita tidak menjadi lebih baik dalam melindungi lautan, maka tidak akan ada lagi ekonomi biru.

Optimisme John Kerry

Meski demikian, Kerry berpendapat bahwa melindungi lautan bukanlah tugas yang mustahil. Pasalnya, semua masalah perubahan iklim atau lautan yang sedang kita hadapi disebabkan oleh manusia dan membutuhkan solusi manusia.

"Pertanyaannya bukan apakah kita punya kapasitas untuk menyelesaikan ini sekarang, tetapi apakah kita punya keinginan politik untuk melakukannya? Apakah kita bisa melepaskan diri dari keinginan untuk uang yang kuat, yang menghalangi terbentuknya pilihan yang benar?" ungkapnya.

Kerry percaya bahwa kita bisa mengembalikan kesehatan lautan dan melebihi komitmen di Perjanjian Paris dengan mematuhi apa yang dikatakan sains.

Baca juga: Kabar Buruk, Manusia Telah Terinfeksi Plastik! Tinja Menunjukkannya

Ini terbukti ketika dalam Perjanjian Paris, negara-negara berkomitmen dan menunjukkan kepada dunia arah yang benar. "Apa yang kita lakukan (dengan Perjanjian Paris) adalah mengirimkan sinyal terkuat ke pasaran," kata Kerry.

Menyusul Perjanjian Paris, sektor swasta menuangkan 358 miliar dollar AS ke energi terbarukan. Ini adalah kali pertama dalam sejarah, ada lebih banyak uang untuk energi terbarukan daripada bahan bakar fosil.

Pada saat ini, ujar Kerry, kita telah mengetahui bahwa solusi dari perubahan iklim adalah kebijakan energi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau