"Anda tidak perlu jadi ilmuwan untuk tahu bahwa lusinan negara duduk di sini karena waktunya mau habis," katanya.
Mengutip laporan terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang menggarisbawahi bahwa sekadar menjaga pemanasan global agar tidak melebihi 1.5-2 derajat, tidak menyelesaikan masalah perubahan iklim. Kerry berkata bahwa kita hanya punya waktu 12 tahun untuk membuat perubahan.
"Inilah inti dari laporan itu: pemanasan global kemungkinan besar akan menyebabkan konsekuensi mengerikan hanya dalam 12 tahun. 12 tahun adalah target kita bagi pemerintah untuk bersikap lebih bertanggung jawab, bagi pemimpin untuk mulai memimpin," katanya.
Faktanya, kita malah sedang menuju kenaikan empat derajat celcius hanya dalam abad ini, dan tidak menghentikan perubahan iklim sama saja dengan merusak lautan karena kedua isu ini saling terkait.
Dituturkan oleh Kerry, perubahan iklim mengubah kimiawi di lautan sehingga kehidupan bawah air tidak bisa hidup lagi di tempat tinggalnya. Pada saat ini, ada 500 zona kematian atau area di mana tidak ada kehidupan di lautan dunia. Jumlah ini terus bertambah seiring dengan meningkatnya perubahan iklim.
Kerry mengatakan, kerusakan ini telah mencapai titik ekstrem di mana tanpa perubahan besar sebelum pertengahan abad ini atau bahkan lebih cepat, bakal ada lebih banyak plastik di lautan daripada ikan.
Dengan kata lain, jika kita tidak menjadi lebih baik dalam melindungi lautan, maka tidak akan ada lagi ekonomi biru.
Optimisme John Kerry
Meski demikian, Kerry berpendapat bahwa melindungi lautan bukanlah tugas yang mustahil. Pasalnya, semua masalah perubahan iklim atau lautan yang sedang kita hadapi disebabkan oleh manusia dan membutuhkan solusi manusia.
"Pertanyaannya bukan apakah kita punya kapasitas untuk menyelesaikan ini sekarang, tetapi apakah kita punya keinginan politik untuk melakukannya? Apakah kita bisa melepaskan diri dari keinginan untuk uang yang kuat, yang menghalangi terbentuknya pilihan yang benar?" ungkapnya.
Kerry percaya bahwa kita bisa mengembalikan kesehatan lautan dan melebihi komitmen di Perjanjian Paris dengan mematuhi apa yang dikatakan sains.
Ini terbukti ketika dalam Perjanjian Paris, negara-negara berkomitmen dan menunjukkan kepada dunia arah yang benar. "Apa yang kita lakukan (dengan Perjanjian Paris) adalah mengirimkan sinyal terkuat ke pasaran," kata Kerry.
Menyusul Perjanjian Paris, sektor swasta menuangkan 358 miliar dollar AS ke energi terbarukan. Ini adalah kali pertama dalam sejarah, ada lebih banyak uang untuk energi terbarukan daripada bahan bakar fosil.
Pada saat ini, ujar Kerry, kita telah mengetahui bahwa solusi dari perubahan iklim adalah kebijakan energi.
Namun, kapan kita akan melakukannya? Apakah setelah semuanya sudah terlambat dan banyak orang harus mengungsi dari negaranya karena kekurangan makanan dan air?
Jika kita mengkhawatirkan biayanya, Kerry ingin menegaskan bahwa tenaga surya pada saat ini sudah lebih murah daripada batu bara.
Di AS saja, biaya untuk mengobati paru-paru hitam dan asma akibat lingkungan mencapai 55 miliar dollar AS. Lalu, tiga badai yang terjadi pada tahun lalu menelan biaya 265 miliar dollar AS.
"Anda pikir Anda bayar uang sekarang? Lihat apa yang nanti terjadi tanpa adanya adaptasi dan mitigasi, ketika kita tidak bisa menangani kenaikan 0,5 derajat celcius dan melesat ke (kenaikan) 4 derajat celcius," katanya.
Mengutip Nelson Mandela, Kerry mengatakan bahwa mungkin sekarang Anda melihat solusi perubahan iklim sebagai sesuatu yang mustahil, tetapi dia tidak merasa begitu.
"Ini bisa dilakukan, dan kita harus membuatnya menjadi isu dalam pemilu. Kita harus menggerakkan aksi dan menjadi pembicaranya. Setiap orang adalah duta dan aktivis untuk masalah ini. Kita harus berkomitmen untuk melakukan apa yang dikatakan oleh Mandela dan menyelesaikannya," tutupnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/10/30/200000123/john-kerry-ungkap-pil-pahit-perubahan-iklim-dan-penawarnya-