Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2018, 07:14 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kali pertama setelah lebih dari 80 tahun, peneliti akhirnya menemukan spesies buaya baru di Afrika Tengah.

Penemuan spesies buaya baru memang terhitung langka. Ini mengapa temuan spesies yang diberi nama Mecistops leptorhynchus atau Buaya Bertubuh Ramping Afrika Tengah tersebut menjadi istimewa.

Menariknya buaya yang ditemukan di Kamerun hingga Tanzania ini sebelumnya dianggap sebagai spesies yang sama dengan buaya Afrika Barat, cataphractus.

Baca juga: Peneliti Buat Obat Nyeri Sendi dari Tulang Rawan Buaya

Setelah diteliti, ternyata keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. M.leptorhynchus memiliki sisik yang lebih kecil dan lebih lembut daripada buaya Afrika Barat. Sementara buaya Afrika Barat cenderung memiliki sisik lebih besar dan kasar.

Selain itu M.leptorhynchus juga memiliki tubuh ramping berukuran sedang, memiliki moncong panjang dan ramping, serta hidup di habitat air tawar.

Menurut peneliti, perbedaan yang utama terletak pada gen. Analisis pada gen menunjukkan jika kedua spesies buaya itu terpisah lebih dari delapan juta tahun yang lalu.

Saat itu aktivitas gunung berapi yang intens menciptakan batas di dan sekitar pegunungan Kamerun. Dan kemudian memisahkan mahluk-mahluk itu menjadi dua spesies yang berbeda.

Sekarang terdapat setidaknya ada perbedaan gen-gen penting tertentu sebanyak lebih dari 5%.

Para peneliti melakukan analisis baik di lapangan ataupun sampel museum untuk menjabarkan spesies baru tersebut.

Meski begitu bukan perkara yang gampang. Sebab buaya ini tinggal di daerah yang sangat terpencil dan tak tersentuh oleh mnausia. Mereka berkamuflase ketika mencari mangsa mencari perlindungan di perairan dengan vegetasi tinggi. Itu mengapa tak mudah menemukan mereka di alam liar.

Baca juga: Memahami Keanehan Organ Kelamin Ular dan Buaya, Apa Beda?

Temuan baru ini akan memberikan implikasi besar dalam memahami evolusi dan keanekaragaman buaya serta konservasi untuk melindungi mahluk-mahlik yang terancam punah ini.

M.cataphractus sendiri bukanlah satu-satunya spesies yang berada di ambang kepunahan. Para ilmuwan baru-baru ini menghitung kepunahan mamalia, yang sebagian besar didorong oleh perusakan habitat yang dilakukan manusia.

"Kami berharap ada pemahaman yang lebih baik tentang evolusi buaya dan taksonomi dari buaya mulut lebar Afrika Tengah. Ini penting karena tak banyak yang tahu tentang spesies tersebut," kata Matt Shirley, peneliti dari Florida International University's Tropical Conservation Institute.

Gambaran mengenai spesies ini dipublikasikan di jurnal ZooTaxa.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com