Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Terbang Setelah Tragedi Lion Air, Ini yang Harus Dilakukan

Kompas.com - 29/10/2018, 19:24 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

"Hal ini juga menjadi salah satu refleksi pembelajaran bagi semua maskapai," tutur Listyo

"Terutama berkaitan dengan penjelasan ketika terjadi delay penerbangan yang seringkali menggunakan alasan operasional atau teknis kepada para calon penumpang," imbuhnya.

Alasan-alasan semacam ini, menurut Listyo, membuat masyarakat menilai bahwa maskapai tidak merawat pesawatnya dengan baik.

"Sehingga tidak mengherankan ketika terjadi kecelakaan pesawat, banyak masyarakat yang menilai secara langsung pesawat maskapai tidak terawat secara baik," katanya.

Dia menambahkan, ketika pesawat delay selalu disebutkan alasan negatif seperti masalah operasional atau teknis. Sayangnya, sering kali masalah-masalah teknis atau operasional tersebut tidak disebutkan sehingga calon penumpang mempunyai interpretasi masing-masing.

Interpretasi inilah yang kemudian membuat masyarakat menilai bahwa maskapai tidak melakukan perawatan pesawat dengan semestinya. Hal ini menambah keraguan masyarakat untuk kembali menggunakan jalur transportasi udara.

Saran untuk Media

Terkait ketakutan dan kekhawatiran warga terhadap transportasi udara setelah peristiwa ini terjadi, Listyo tidak memungkiri adanya peran media. Untuk itu, dia mengingatkan pentingnya media tetap menggunakan standar kode etik pemberitaan.

"Sebaiknya tetap menggunakan standar kode etik pemberitaan, yaitu menampilkan fakta yang sudah sesuai dengan data yang di-release pihak-pihak yang berwenang dalam kecelakaan pesawat seperti pihak Airnav, KNKT, ataupun Basarnas," ujarnya mengingatkan.

"Apabila pemberitaan yang sudah ditampilkan sesuai dengan data harus selektif dalam menampilkan foto-foto sebagai ilustrasi," imbuhnya.

Listyo mencontohkan, media bisa menampilkan detail grafis penyebab kecelakaan yang sesuai dengan fakta dan data. Dengan meberikan fakta dan data, diharapkan hal itu bisa memberi edukasi kepada masyarakat.

Namun di samping itu, dia mengingatkan media untuk tidak menampilkan foto-foto jenazah korban apalagi secara vulgar.

"Dibanding menampilkan foto bangkai pesawat lebih baik menampilkan foto-foto ilustrasi pesawat sehingga tidak menimbulkan bayangan negatif atau kengerian bagi pembaca," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau