Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Jessica Mananohas dan Psikologi Seorang Ibu Pembunuh

Kompas.com - 26/10/2018, 21:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Dia percaya bahwa kematian adalah jalan terbaik untuk anaknya. Biasanya, hal ini dialami ibu yang mengalami kehidupan yang getir.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh salah satu ahli filus maternal dunia adalah Dr Cheryl Meyer. Profesor psikologi dari Universitas Ohio ini sempat mewawancarai puluhan wanita yang tega membunuh darah dagingnya.

Salah satu ibu yang dia wawancarai memiliki riwayat hubungan seks pada usia dini (16 tahun), suami yang kasar, penggunaan narkoba, hingga jadi korban perkosaan oleh adik iparnya sendiri.

Pengalaman yang tak menyenangkan itu memicu keinginan untuk bunuh diri. Tapi mengingat suaminya sering berbuat kasar, dia tak tega meninggalkan buah hatinya.

Baca juga: Ibu Tak Sadar Digigit Ular, Anak 3 Tahun di India Tewas Karena Menyusu

Alasan ini membuatnya nekad untuk membunuh anak-anaknya dan bunuh diri. Tapi, setelah membunuh anak-anaknya, upaya bunuh diri sang ibu justru gagal.

Dalam laporan di Chicago Tribune, Jumat (13/01/2018), Michelle Oberman, seorang profesor hukum di Santa Clara University di Santa Clara, Calif mengataan, "Ibu tersebut tidak rasional. Dia sangat terganggu. Tapi narasi (dalam pikirannya) berjalan bahwa seorang ibu yang baik tidak meninggalkan anak-anaknya tanpa perlindungan."

Bisikan Gaib Hingga Gangguan Mental

Motif kedua adalah psikotik. Motif ini berkembang ketika seorang ibu berhalusinasi mendapat perintah untuk membunuh anaknya.

Di Indonesia, hal ini sering kali dikaitkan dengan ajaran sesat.

Ketiga, pembunuhan karena kelalaian sang ibu. Dalam motif ini, kematian bukanlah tujuan dari sang ibu.

Biasanya, kematian terjadi akibat akumulasi penganiayaan yang diterima sang anak atau kelalaian sang ibu. Motif ini juga sering berkaitan dengan sindrom Munchausen.

Sindrom Munchausen sendiri adalah penyakit mental di mana seseorang senang menciptakan gejala penyakit pada diri atau anak mereka untuk mendapatkan perhatian.

Salah satu motif yang sering terjadi adalah karena anak tak diinginkan. Sering kali alasan ini menjadi faktor utama ibu tega menganiaya atau membunuh anaknya.

Tak hanya masalah anak haram, pikiran tentang anak sebagai penghalang masa depan ibu juga bisa memicu perilaku ini.

Motif paling langka dalam kasus ini adalah balas dendam pada pasangan. Namun, kenyataannya, beberapa orang merasa dengan menyakiti buah hati bisa menjadi media untuk menyakiti pasangan secara emosional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com