KOMPAS.com - Sabtu (20/10/2018), bocah berumur 3,5 tahun ditemukan tewas di dalam mobil yang parkir di apartemen Pluit Sea View Muara Baru, Jakarta Utara. Berdasarkan hasil otopsi, anak tersebut tewas karena kepanasan kemudian kehabisan oksigen.
Kasus anak meninggal di dalam mobil bukan yang pertama. Tak hanya di Indonesia, tapi juga di belahan negara lain.
Organisasi pemerhati heatstroke yang berbasis di AS, No Heatstroke, mencatat ada 791 anak yang tewas terjebak di dalam mobil sejak 1998 sampai sekarang. Heatstroke adalah serangan pana di mana suhu tubuh bisa mencapai lebih dari 40 derajat Celsius dan bisa memicu kematian atau kerusakan pada otak.
Dari 791 kasus tewas di dalam mobil selama 19 tahun terakhir (1998 sampai 2017), sekitar 400 korban jiwa atau 54 persennya meninggal karena kelalaian pengasuh. Kelalaian ini salah satunya karena orang dewasa lupa masih ada anak di dalam mobil.
Baca juga: Orangtua, Jangan Pernah Tinggalkan Anak Anda di Dalam Mobil
Catatan No Heatstroke ini juga diamini dokter spesialis anak dari RS Mayapada Tangerang, dr Marlyn Cecilia Malonda SpA.
"Lebih dari 55 persen kasus anak yang meninggal di dalam kendaraan karena orang tua tanpa sadar meninggalkan mereka di dalam kendaraan," ungkap Marlyn kepada Kompas.com, Kamis (25/10/2018).
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada anak yang terlalu lama terjebak di dalam mobil?
Efek rumah kaca di dalam kendaraan
Marlyn mengatakan bahwa bagian dalam kendaraan dapat memanas dengan sangat cepat saat mesin mobil dimatikan. Suhu bisa melonjak naik sampai titik 125 derajat Fahrenheit atau sama dengan 51,6 derajat Celsius dalam hitungan menit.
"80 persen peningkatan suhu mobil terjadi dalam 10 menit pertama," kata Marlyn.
"Jadi walau kaca mobil dalam kondisi retak, itu pun tidak membantu mengurangi panas," imbuhnya.
Ia menambahkan, anak-anak meninggal karena serangan panas atau heatstroke dalam suhu serendah 60 derajat Fahrenheit atau 16 derajat Celsius.
"Ketika anak mengalami sengatan panas atau heatstroke, pertama-tama anak akan mengalami demam tinggi dengan suhu lebih dari 40 derajat Celsius, berkeringat banyak, sakit kepala, denyut nadi meningkat cepat, kulit memerah dan mengering, perubahan status mental seperti kebingungan, memberontak, mual, muntah, sesak, dan bisa pingsan atau kehilangan kesadaran," jelas Marlyn.
AC mobil menyala juga berbahaya
Jangan pernah mengira bahwa meninggalkan anak sendirian di dalam mobil dalam keadaan AC menyala aman. Hal ini juga berbahaya, meski Anda hanya meninggalkannya dalam waktu singkat.
Sebenarnya, ada beberapa faktor risiko seperti masalah kesehatan ketika kita berpikir bahwa tidur di mobil dengan AC menyala aman.
"Jika fitur mekanis mobil Anda tidak normal maka ada kemungkinan terjadi kebocoran knalpot mobil ke kabin kendaraan saat seseorang tidur di dalam mobil. Hal ini bisa meningkatkan risiko mati lemas karena akan menurunkan tingkat oksigen di dalam mobil," jelas Marlyn.
Hal utama yang harus diwaspadai adalah akumulasi Karbon Monoksida (CO) di dalam kabin mobil.
Karbon Monoksida (CO) adalah gas tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Gas ini dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari senyawa karbon, CO antropogenik darik emisi mobil atau dari industri.
"CO sangatlah beracun. Paparan akumulasi gas CO akan mengakibatkan keracunan sistem saraf pusat dan jantung. Gas CO ini juga memiliki beberapa efek buruk bagi ibu hamil dan balita," kata Marlyn.
"Gejala keracunan antara lain mual dan muntah, sakit kepala, dan keracunan gas CO dalam darah (HbCO) sehingga beberapa bagian tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup".
Untuk itu, Marlyn menyarankan agar kita semua menghindari tidur di dalam mobil dengan AC menyala dan tidak meninggalkan balita di sana, sebagus apapun kondisi kendaraan Anda.
Kelalaian orangtua atau pengasuh
Selain hal tersebut, Marlyn mengatakan ada tiga faktor yang berkontribusi pada kematian anak di dalam mobil.
Pertama, tubuh anak-anak bisa memanas 3-5 kali lebih cepat dari orang dewasa.
Kedua, keteledoran orang dewasa yang sering kali melupakan hal penting, tak terkecuali anak yang tertinggal di dalam kendaraan.
Kelalaian orang dewasa ini menurut Marlyn bisa disebabkan berbagai macam hal. Misalnya, perubahan dalam rutinitas sehari-hari, kurang tidur, stres, perubahan hormonal, kelelahan, dan gangguan sederhana seperti pengalaman sebagai orang tua baru.
Ketiga, anak-anak atau bayi kerap tidur di carseat atau di kursi belakang mobil. Karena ia sedang dalam kondisi tenang dalam tidur, anak tidak bersuara dan orang tua tidak menyadari bahwa ada anak.
Baca juga: Botol Air di Dalam Mobil Bisa Lelehkan Jok Mobil, Kok Bisa?
Pencegahan
Marlyn memberikan 6 kiat yang harus dilakukan agar menghindari kejadian anak terjebak di dalam mobil.
Berikut yang harus Anda perhatikan:
1. "Look before you lock, pastikan tidak ada anak yang tertinggal," tegasnya.
2. Buat reminder untuk memeriksa kursi belakang.
3. Letakkan benda-benda penting seperti HP, laptop, tas tangan, dan ID karyawan di kursi belakang sehingga Anda harus membuka pintu belakang untuk mengambil barang tersebut setiap Anda memarkir mobil.
3. Jaga kendaraan terkunci setiap saat sehingga apabila anak bermain dekat mobil, maka tidak akan dengan sengaja masuk ke dalam mobil dan membuat mereka terperangkap dalam jangka waktu yang lama.
4. Simpan kunci mobil atau remote pembuka mobil jauh dari jangkauan anak-anak.
5. Ajari balita anda mmbunyikan klakson mobil jika mereka terjebak di dalam mobil.
6. Jangan pernah meninggalkan anak-anak sendirian di dalam atau di sekitar mobil walaupun hanya sebentar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.