Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sebut Ide PKL Jualan di Trotoar Bagus, Asal...

Kompas.com - 25/10/2018, 17:31 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Pada intinya, Yoga ingin menegaskan bahwa ide semacam ini bisa menjadi sarana untuk menarik perhatian orang agar lebih senang berjalan kaki di trotoar.

"Jadi, bagaimana caranya orang-orang ke sana (trotoar). Orang-orang yang baru turun dari halte transjakarta, mau ke trotoar oh ada yang jual minuman, permen, dan segala macem, beli dulu sebentar," tutur Yoga.

Baca juga: Dilema Jalan Kaki di Indonesia dan Dampaknya pada Kesehatan

Yoga mengandaikan, "Beli kopi. Jadi kopi-kopi lokal kita seperti Tuku dan sebagainya juga bisa punya booth di sana."

Untuk menarik pelanggan, dia juga menegaskan perlu ada campur tangan dari pengelola properti. Menurut Yoga, pengelola bisnis properti pasti tahu caranya meningkatkan traffic ke gedungnya.

"Tapi kita syaratkan, syaratnya harus 70 persen sektor informal atau 50-50, minimal. Jadi tujuannya memang bukan untuk profit tapi fokus pada sektor informal," ujar Yoga.

"Dan pengawas gedung dan pemprov harus bikin kontrol tadi," tegasnya.

Pria yang pernah belajar di Inggris ini juga mengingatkan fungsi pengawasan ini agar tidak ada PKL yang melanggar aturan area yang diperbolehkan untuk jual beli.

"Jangan tiba-tiba mereka (PKL) bikin (booth) lalu mereka keluar dari area muka gedung dan mengambil wilayah trotoar," jelas Yoga.

Jualan di Trotoar Boleh, Asal...

Selain kerja sama dengan pihak pengelola gedung untuk mendapatkan area berjualan bagi PKL, Yoga juga mengatakan kemungkinan pengalokasian wilayah di trotoar.

"Tapi harus ada aturan mainnya. Jangan sampai, trotoar hanya dengan lebar 2 hingga 3 meter langsung disediakan tempat untuk berjualan PKL," katanya.

"Trotoarnya mungkin harus di atas 5 meter. Space yang dialokasikan hanya satu meter saja dan harus tidak boleh menutup akses pejalan kaki dan tidak boleh menghilangkan hak penyandang disabilitas," imbuhnya.

Intinya, selama ada aturan yang jelas pengalokasian area untuk berjualan PKL bisa dilakukan.

"Saya nggak bilang berarti secara prinsip harus seperti itu semua, tapi ini spesifik di mana di beberapa lokasi mungkin bisa. Kalau yang gak ada benefitnya ya nggak usah," tutur Yoga.

"Balik lagi, kalau kita lihat ada potensi di sana, kenapa gak kita alokasikan. Dan saya sangat-sangat encourage (menganjurkan), ini adalah cara kita untuk membuka muka bangunan tadi," tambahnya.

Baca juga: Jalan Kaki 15 Menit Kurangi Risiko Kematian Dini

Saran tersebut diberikan Yoga karena menurut dia, sudah tidak pantas kota seperti Jakarta hanya dijejali pagar dan gedung langsung.

"Kita lihat aja di luar negeri itu. Di Malaysia aja udah nggak ada gedung-gedung kayak gitu," katanya.

"Hanya gedung lama yang masih seperti itu," kisah Yoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com