Menurutnya, secara geologis dan tektonik wilayah Kota Surabaya dan Madura memang berada pada jalur zona sesar aktif.
Dalam hal ini, wilayah Surabaya berada pada jalur zona Sesar Kendeng. Sedangkan Madura berada pada jalur zona Sesar RMKS (Rembang, Madura, Kangean, dan Sakala).
Sadly menyebut, berdasarkan catatan sejarah kegempaan (Visser 1922), jalur Sesar Kendeng pernah memicu terjadinya gempabumi merusak di Mojokerto (1836,1837), Madiun (1862, 1915) dan Surabaya (1867).
Di luar itu, Sesar RMKS juga pernah memicu terjadinya gempabumi merusak di Rembang-Tuban (1836), Sedayu (1902), Lamongan (1939), Sumenep (13 Juni 2018 dan 11 Oktober 2018).
Meski menurut sejarahnya terjadi beberapa aktivitas kegempaan di Surabaya dan Madura, Sadly meminta masyarakat tetap tenang tapi waspada.
Baca juga: Jangan Ditanya Lagi, BMKG Tidak Bisa Prediksi Gempa
"Saya berharap masyarakat tetap tenang namun waspada. Pemerintah melalui BMKG terus memantau gempa yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia selama 24 Jam penuh setiap harinya," tegas Sadly.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.