Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prihadi Murdiyat
Dosen Politeknik Negeri Samarinda serta Peneliti WSN dan pemanfaatannya

Dr. Ir. Prihadi Murdiyat, MT adalah dosen Jurusan Teknik Elektro dan juga dosen Jurusan Teknologi Informasi di Politeknik Negeri Samarinda. Prihadi juga peneliti Wireless Sensor Network (WSN) dan pemanfaatannya. Lulusan Curtin University, Perth, Western Australia, PhD on Electrical and Computer Engineering; Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Magister Teknik, Teknik Elektro; dan Universitas Brawijaya Malang, Sarjana Teknik, Teknik Elektro.

Wireless Sensor Network untuk Peringatan Dini dan Aplikasi Lebih Luas

Kompas.com - 20/10/2018, 19:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bahkan, jika terjadi pergeseran atau perubahan struktur yang cukup berarti dalam waktu yang singkat, peringatan dini dapat diberikan pada orang-orang di sekitarnya untuk menjauh dari bangunan.

Maka tidak perlu lagi terjadi peristiwa robohnya jembatan yang memakan korban seperti yang terjadi di Kalimantan Timur.

Secara umum WSN terdiri dari sensor node (SN), base station (BS), dan control station (CS). Dalam sistem yang sangat kecil, BS bisa menjadi satu dengan CS. Sebuah SN umumnya mempunyai unit sensor, pemroses data (processor), serta pemancar dan penerima radio (transceiver).

Dengan perlengkapan tersebut, SN mengukur variabel di sekitarnya, memroses data, dan mengirimkannya ke unit BS. Selanjutnya, BS meneruskan data ke CS yang umumnya terpisah dengan jarak yang jauh.

Saat menerima data dari lapangan, CS segera memroses data lebih lanjut untuk dijadikan sebagai informasi. Berdasar jumlah SN dan BS, dan susunan jaringannya, WSN bisa berupa sistem yang kecil dan sederhana atau menjadi sangat besar dan kompleks.

WSN dikembangkan dengan ide yang berbeda dengan teknologi telemetri yang digunakan sebelumnya.

Sementara sistem-sistem telemetri menggunakan SN dengan unit sensor yang cukup akurat dan tentunya sangat mahal, WSN menggunakan SN dengan unit sensor dengan ketelitian yang lebih rendah, dan tentunya lebih murah.

Dengan harga per unit yang cukup mahal, jumlah SN dalam sistem telemetri sangatlah sedikit namun harus mampu mempunyai coverage area yang cukup besar. Sebaliknya, dengan harga SN yang murah, WSN dapat mengoperasikan lebih banyak SN untuk mencakup area yang cukup besar.

Variasi data yang dikumpulkan dari sejumlah besar SN ini dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi pengamatan. Hal ini terjadi karena kesalahan pengukuran oleh satu atau beberapa sensor dapat dikoreksi oleh sensor lainnya.

Metode ini terbukti mengurangi kesalahan pembacaan sensor yang tetap mungkin terjadi pada sensor yang mahal. Untuk sebuah jaringan WSN yang cukup sederhana, biayanya bisa di bawah Rp 100.000 (seratus ribu rupia. Seiring dengan meningkatnya skala jaringan, tentu saja harga akan bertambah.

Dari pengamatan penulis, kita sudah cukup tertinggal dalam memanfaatkan WSN. Teknologi yang sebenarnya dapat dibangun dengan harga yang murah ini, akan sangat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tidak hanya untuk pengembangan perangkat peringatan dini yang lebih luas, namun juga untuk keperluan-keperluan lain yang sedang dicita-citakan dan dikerjakan oleh negara ini seperti smart city, smart transportation, digital agriculture, digital services, dan lain-lainnya.

Untuk mengejar ketertinggalan, sudah saatnya penelitian-penelitian tentang WSN dilakukan dan dikembangkan dengan lebih baik.

Hasil-hasil penelitianpun sekiranya segera diimplementasikan untuk mendapat manfaat yang besar sebagaimana yang telah dirasakan oleh masyarakat di negara-negara lain.

Semoga tulisan ini dapat mengajak berbagai pihak untuk mendorong pemanfaatan WSN untuk masa depan yng lebih baik. (Prihadi Murdiyat, Dosen Politeknik Negeri Samarinda, Peneliti WSN dan pemanfaatannya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com