Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prihadi Murdiyat
Dosen Politeknik Negeri Samarinda serta Peneliti WSN dan pemanfaatannya

Dr. Ir. Prihadi Murdiyat, MT adalah dosen Jurusan Teknik Elektro dan juga dosen Jurusan Teknologi Informasi di Politeknik Negeri Samarinda. Prihadi juga peneliti Wireless Sensor Network (WSN) dan pemanfaatannya. Lulusan Curtin University, Perth, Western Australia, PhD on Electrical and Computer Engineering; Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Magister Teknik, Teknik Elektro; dan Universitas Brawijaya Malang, Sarjana Teknik, Teknik Elektro.

Wireless Sensor Network untuk Peringatan Dini dan Aplikasi Lebih Luas

Kompas.com - 20/10/2018, 19:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Memanfaatkan hasil riset asing untuk diterapkan di Indonesia bukan merupakan hal yang keliru. Tetapi, sebagai bangsa yang memahami keperluannya sendiri, Indonesia perlu menentukan garis besar sistem peringatan dini yang sesuai dengan kebutuhannya.

Pelajaran-pelajaran dari nenek moyang masa lampau dalam menjalani hidup di bumi yang sangat dinamis ini menunjukkan kemampuan mereka dalam membaca perilaku alam.

Hal yang sama dapat kita lakukan dengan menggunakan teknologi terkini yang dapat kita bangun dan kembangkan sendiri dengan mengacu pada kemajuan teknologi yang ada di negara lain.

Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Swiss, dan negara berkembang seperti Malaysia dan India, riset-riset pengembangan sistem peringatan dini telah dilakukan sejak lama.

Jaringan sensor tanpa kabel atau wireless sensor network (WSN) adalah komponen penting peringatan dini yang diteliti secara intensif di berbagai negara. Penelitian dan pengembangan sistem ini mencapai puncaknya di tahun 2000-an.

Hasil-hasil risetnya kini tidak hanya telah diimplementasikan di lapangan, bahkan telah masuk pada tahap yang lebih jauh, di mana cloud dan edge computing sudah digunakan untuk penyimpanan, pemrosesan data, dan pengambilan keputusan telah digabungkan untuk menjadi bagian dari Internet of Things (IoT).

Sayangnya, sejauh pengamatan penulis, penelitian mahasiswa, dosen, dan peneliti dari berbagai institusi di Indonesia tentang WSN sangatlah kurang. Implementasinya pun tidak tampak signifikan.

Maka sangat wajar bahwa teknologi yang sangat penting ini kurang diperhatikan dan tidak populer di negara ini.

Di negara-negara lain, WSN sudah dimanfaatkan untuk keperluan yang sangat luas seperti di bidang militer, kesehatan, pertanian, transportasi, konstruksi, kelistrikan, pengamatan lingkungan, dan masih banyak lainnya.

Dalam bidang kesehatan, sensor-sensor mikro dipasang pada tubuh pasien dan terhubung melalui gelombang radio dengan sistem sentral, sehingga pasien tidak harus berbaring di tempat tidur dengan kabel terpasang di sekujur badannya.

Bila perlu, dalam masa rawat jalanpun kesehatan pasien tetap dapat dideteksi tanpa memerlukan kehadiran perawat di rumahnya.

Dalam bidang transportasi, sistem yang bernama intelligent transport system (ITS) menghubungkan perangkat sensor di kendaraan, pengatur lampu lalu lintas, dan perangkat lainnya untuk saling menukar data, sehingga dapat menghindari masalah lalu lintas seperti kecelakaan dan kemacetan.

Bahkan, saat ini WSN sedang digunakan untuk pengembangan kendaraan-kendaraan tanpa pengemudi.

Di bidang pertanian, precission agriculture digunakan untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara yang lebih sehat di mana penggunaan pupuk dan insektisida diatur secara optimal dan tidak membabi buta.

Baca juga: Video Amatir Ungkap Tsunami Palu datang 4 Menit Pasca Gempa

Sementara itu, di bidang konstruksi, sensor-sensor dipasang pada struktur jembatan dan gedung untuk mengamati perubahannya. Jika terjadi perubahan atau pergeseran, perbaikan dapat segera dilakukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com