Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 13/10/2018, 17:33 WIB

KOMPAS.com – Remaja adalah generasi masa depan kita. Mereka akan menjadi pemimpin dari suatu organisasi, memimpin rumah tangga, dan memangku kewajiban yang lebih besar dari sekadar yang mereka lakukan ketika masa kanak-kanak dan remaja.

Tentu saja dalam mencapai hal tersebut ada proses, baik secara fisik dan psikologis, yang akan dialami remaja. Dokter Petrin Redayani Lukman, dari Divisi Psikoterapi, Departemen Psikiatri, RSCM, menjabarkan bagaimana proses remaja berubah menjadi dewasa dalam kegiatan Mental Health Among the Youth, Jumat (12/10/2018)

Penyesuaian terhadap Sense of Self dalam bentuk fisik yang baru

Petrin menjelaskan bahwa pada fase ini, remaja akan mengalami masa yang umum disebut pubertas. Pubertas adalah perubahan secara fisik pada anak memasuki masa remaja menuju ke dewasa. Tidak hanya itu, pada masa pubertas, psikologis mengalami perubahan.

“Mereka pada saat remaja akan sangat memperhatikan perubahan fisik di tubuh mereka. Mereka ingin tampil terbaik. Namun ketika memasuki masa dewasa, mereka lebih dapat menerima penampilan fisik mereka,” ujar Petrin.

Baca juga: Demi Kesehatan Remaja, Jangan Sebarkan Foto-foto Korban Bencana Alam

Penyesuaian terhadap tubuh dan perasaan yang mulai matang secara seksual

Pada fase remaja, menurut Petrin, kebanyakan dari mereka masih beradaptasi terhadap seksualitas. Remaja juga menjadi fase dalam penetapan identitas seksual yang berujung pada pengembangan kemampuan untuk hubungan romantis.

Sedangkan pada masa dewasa, identitas seksualitas dari individu yang sebelumnya masih dicari di masa remaja sudah ditetapkan dan jelas. Mereka juga memiliki potensi untuk keintiman emosional dengan individu lain. Pada fase dewasa, hubungan intim yang serius mulai berkembang seperti cinta dan komitmen seumur hidup.

Mengembangkan dan menerapkan kemampuan berpikir abstrak

Menurut Petrin, pada masa kanak-kanak, pola pikirnya adalah berpikir konkrit. Artinya kita percaya akan apa yang kita lihat dan melihat suatu masalah dari satu sudut pandang.

Pemikiran ini berkembang seiring berjalannya waktu menjadi berpikir lebih abstrak pada masa remaja. Sementara pada masa dewasa, pemikiran individu akan berubah menjadi lebih filosofis dan idealis.

“Pada saat dewasa juga, anak kita lebih mampu mempertimbangkan berbagai sudut pandang pada saat yang sama. Empati meningkat, berminat dalam isu-isu kemasyarakatan dan menempatkan diri pada posisi orang lain,” ujar Petrin.

Baca juga: Dampak Bencana Alam pada Remaja Ancam Masa Depan Bangsa

Menentukan identitas personal

Petrin mengamini bahwa pada masa remaja, manusia mengenal diri mereka sebagai perpanjangan dari orangtua mereka. Kemudian seiring berjalannya waktu, individu akan menyadari bahwa mereka tidaklah sama dengan orangtua mereka. Dari sinilah remaja akan mencari jati diri mereka yang sesungguhnya.

“Ketika manusia sudah dewasa, mereka akan mengenal diri sebagai entitas yang unik dan terpisah dari orang tua dan sebagai anggota yang sah dari masyarakat,” jelasnya.

Negosiasi Kembali Hubungan dengan Orang Tua

Pada masa remaja, ada jarak antara orangtua dan anak. Pada masa ini, remaja lebih mendengarkan saran sebayanya ketimbang orangtua. Namun ini berubah ketika sudah beranjak dewasa.

Dewasa membuat kita memandang orangtua sebagai individu terpisah dan mempertimbangkan saran yang mereka berikan. Konflik dengan orangtua juga menurun seiring bertambahnya usia, ini yang paling berasa biasanya untuk ibu-ibu,” kata Petrin.

Memenuhi Tuntutan dan Tanggung Jawab sebagai Orang yang Semakin Dewasa

“Kalau ada anak remaja yang bilang bahwa mereka sudah dewasa, itu belum tentu. Mereka mungkin masih pada tahap mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk peran-peran mereka ketika dewasa,” ujarnya.

“Nah, bisa dikatakan dewasa ketika minat mereka sudah stabil, mampu berkompromi, punya perhatian lebih ke orang lain, dan punya pemikiran tentang peran seseorang dalam hidupnya,” jelas Petrin.

Petrin menekankan bahwa masa remaja adalah masa yang rentan akan masuknya banyak informasi dari berbagai tempat.

Oleh karena itu, orangtua tidak boleh serta merta menolak perubahan yang terjadi pada anak remajanya. Bisa jadi ini adalah masa pencarian jati diri mereka. Sebaliknya, yang orangtua perlu lakukan adalah melakukan pendekatan dan diskusi intim dengan remajanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kenapa Kuda Laut Jantan Hamil dan Melahirkan?

Kenapa Kuda Laut Jantan Hamil dan Melahirkan?

Oh Begitu
Berapa Banyak Gunung Berapi di Planet Venus?

Berapa Banyak Gunung Berapi di Planet Venus?

Fenomena
Seperti Apa Rasanya Daging Mammoth?

Seperti Apa Rasanya Daging Mammoth?

Oh Begitu
Berapa Banyak Sampah Plastik yang Ada di Lautan?

Berapa Banyak Sampah Plastik yang Ada di Lautan?

Oh Begitu
Mengapa Laki-laki Berlari Lebih Cepat dari Perempuan?

Mengapa Laki-laki Berlari Lebih Cepat dari Perempuan?

Oh Begitu
Mengapa Minum Air Hangat Lebih Baik untuk Kesehatan?

Mengapa Minum Air Hangat Lebih Baik untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Hewan Apa yang Masa Kehamilannya Paling Lama?

Hewan Apa yang Masa Kehamilannya Paling Lama?

Oh Begitu
Apakah Minum Air Dingin Tidak Baik untuk Tubuh?

Apakah Minum Air Dingin Tidak Baik untuk Tubuh?

Oh Begitu
Seberapa Cepat Bumi Berputar?

Seberapa Cepat Bumi Berputar?

Oh Begitu
Mengapa Burung Tidak Jatuh dari Dahan Pohon Saat Tidur?

Mengapa Burung Tidak Jatuh dari Dahan Pohon Saat Tidur?

Oh Begitu
Apa Penyebab Tidur dengan Mata Terbuka?

Apa Penyebab Tidur dengan Mata Terbuka?

Kita
Apa Saja Manfaat Telur Bebek untuk Kesehatan?

Apa Saja Manfaat Telur Bebek untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Waktu Terlama Manusia Bertahan Tanpa Tidur?

Berapa Waktu Terlama Manusia Bertahan Tanpa Tidur?

Oh Begitu
Membangun Desa secara Beradab

Membangun Desa secara Beradab

Kita
Sejak Kapan Plastik Digunakan Manusia?

Sejak Kapan Plastik Digunakan Manusia?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+