Sementara sesar dan potensi gempa masih belum sepenuhnya terpetakan, ada yang bisa dilakukan: mitigasi.
Salah satu langkah mitigasi penting adalah membangun umah tahan gempa. Kementerian Pekerjaan Umum telah mengembangkan Ruman Instan Sederhana Sehat.
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) telah mengembangkan panduan membangun rumah tahan gempa.
Persyaratan Rumah Anti
Iman Satyarno, dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada, mengungkapkan, salah satu kunci rumah tahan gempa adalah campuran semen dan pasirnya.
“Jadi ketika ada masyarakat yang ingin membangun tipe rumah tembok ada guide, mencampur semen satu ember pasirnya harus empat ember. Biasanya masyarakat berlebih mencampur pasir,” tuturnya.
Simak selengkapnya dalam artikel Panduan Membangun Rumah Tahan Gempa
Infrastruktur peringatan dini sangat perlu, tetapi kita juga perlu mengembangkan pengetahuan dan sensitifitas soal gempa.
Eko menuturkan, itu penting untuk mencegah korban tsunami. Di Indonesia, tsunami bisa datang dalam waktu kurang dari 10 menit sehingga kesempatan menyelamatkan diri kecil jika hanya mengandalkan peringatan dini.
“Kasus seperti 25 Oktober 2010 di Mentawai, orang yang selamat yang kita interview saat itu melihat tulisan ‘berpotensi tsunami’ di televisi. Dia keluar, lari sedikit, air sudah menggulung,” ujar Eko.
Tsunami di Palu, misalnya, menghantam pantai hanya 8 menit setelah gempa.
Daryono mengungkapkan, alih-alih riset prediksi gempa, Jepang dan Amerika Serikat kini lebih tertarik mengalokasikan anggaran dana untuk mitigasi gempa, seperti penguatan struktur bangunan dan masyarakat di kawasan berisiko.
Jadi, agar kita selamat dari gempa dan tsunami, lebih baik mencari informasi dengan kata atau frase kunci: mitigasi gempa, mitigasi tsunami, dan lainnya yang berbasis mitigasi dan riset.
Baca juga: Kini Terungkap, Tsunami Palu Menerjang Hanya 8 Menit Setelah Gempa!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.