Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atlet Tuli Asian Para Games Nikmati Musik Andi Rianto, Ini Buktinya

Kompas.com - 07/10/2018, 15:54 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Orang tuli juga bisa "mendengarkan" musik. Ini berarti para atlet tuna rungu juga bisa menikmati musik Andi Rianto dalam pembukaan Asian Para Games yang berlangsung semalam.

Setidaknya hal ini sudah disadari dan diterapkan oleh seniman Indonesia, baik di bidang musik maupun film lewat bioskop bisu.

Pada acara festival musik Synchronize Fest hari kedua kemarin (6/10/2018), misalnya. Salah satu band pop asal Bandung WestJamnation menggandeng juru bahasa isyarat dalam aksi panggungnya.

Baca juga: Buka Asian Para Games 2018, Jokowi Gunakan Bahasa Isyarat

Jati Andito sang vokalis bersama bandnya mengenakan kemeja putih, sementara penerjemah bahasa isyarat yang diketahui bernama Cintra Afridiyana mengenakan pakaian hitam.

Cintra kerap membuat gerakan tangan seperti sedang memainkan gitar  atau seperti meniup terompet ketika kedua alat musik itu sedang dominan dimainkan. Juru Bahasa Isyarat dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin)  itu menerjemahkan setiap lirik kalimat yang sedang dinyanyikan Jati.

WestJamnation saat menjadi penampil pembuka Synchronize Festival 2018 hari kedua yang digelar di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (5/10/2018).KOMPAS.com/IRA GITA WestJamnation saat menjadi penampil pembuka Synchronize Festival 2018 hari kedua yang digelar di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (5/10/2018).

Jati yang ditemui usai pertunjukkan berkata, langkah ini adalah sebuah gerakan untuk menunjukkan bahwa musik juga bisa didengarkan teman tuli.

"Teman tuli bisa menikmati musik lewat getaran suara," kata Jati yang menyadari hal ini sejak merilis video musik Sudah Terlambat pada Februari 2018.

Saat itu, mereka melibatkan juru bahasa isyarat dan teman tuli dari Gerkatin. Di sinilah WestJamnation sadar bahwa teman tuli juga bisa menikmati musik dari pelantang.

Lantas, bagaimana cara orang tuli menikmati musik?

November 2001, University of Washington (UW) memberi ulasan tentang bagaimana orang tuli mengindera getaran di bagian otak yang sama seperti orang lain untuk mendengar. Artinya, orang tuli maupun tidak, punya pengalaman yang mirip ketika "merasakan" musik.

Temuan ini menjelaskan bagaimana musisi tuli tetap bisa mengindera musik dan penonton tuli bisa menikmati konser atau acara musik lain.

"Persepsi atas getaran musik oleh orang tuli mungkin saja nyata seperti suara musik yang sepadan karena persepsi itu diproses bagian otak yang sama," kata Dr. Dean Shibata, yang saat itu menjadi profesor asisten radiologi di Universitas Washington.

Dalam presentasi Shibata di  Radiological Society of North America (RSNA) ke-87 tahun 2001, otak disebut sangat mudah beradaptasi.

Pada orang tuli, otak muda akan mengambil keuntungan berharga pada otak agar bisa memproses getaran di bagian otak yang digunakan untuk memproses suara.

Hasil temuan itu didapat setelah ia melakukan penelitian di University of Rochester School of Medicine di New York. Ia melibatkan model penelitian dari mahasiswa teknik tuli dari Institut Teknologi Rochester.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau