KOMPAS.com - Saat menilik koleksi buku atau dokumen lama, tak jarang warna kertas sudah berubah jadi kuning atau cokelat. Apa yang sebenarnya menyebabkan warna kertas berubah seiring waktu?
Menurut profesor kimia Susan Richardson dari University of South Carolina, perubahan warna itu disebabkan oleh peristiwa oksidasi. Kertas memiliki komponen tertentu yang bila terkena udara terus menerus akan membuatnya berubah jadi kuning.
Seperti kita tahu, kertas terbuat dari batang pohon. Sel pada batang pohon tersusun atas beberapa molekul, dua di antaranya adalah selulosa dan lignin.
Baca juga: Kenapa Ada Rasa Tak Nyaman Saat Melihat Robot Sangat Mirip Manusia?
Selulosa merupakan zat yang bertugas menyusun dinding sel pada batang pohon. Sementara lignin bertugas untuk membantu pohon dapat berdiri tegak dan keras.
Sebagai zat tak berwarna, selulosa memberi warna putih pada kertas. Semakin banyak kandungan selulosa, maka warna kertas akan semakin putih.
Sebaliknya, kandungan lignin pada kertas membuat struktur molekulnya berubah, terutama saat terus menerus terpapar cahaya dan udara.
"Lignin merupakan polimer yang artinya ia tersusun dari sejumlah molekul yang sama dan diikat bersama. Dalam kasus lignin, satuan pengulangan itu adalah alkohol yang terdiri dari oksigen dan hidrogen, juga atom karbon," kata Richardson kepada Live Science, dilansir Sabtu (22/8/2018).
Selain itu, lignin dan sebagian selulosa rentan terhadap oksidasi dan inilah yang mengubah struktur polimer.
Molekul oksigen yang ditambahkan memecah ikatan yang menahan subunit alkohol bersama-sama menciptakan wilayah molekuler yang disebut kromofor. Kromofor (berarti "pembawa warna" dalam bahasa Yunani) mencerminkan panjang gelombang cahaya tertentu yang dilihat mata kita sebagai warna. Dalam kasus oksidasi lignin, warnanya kuning atau coklat.
Menurut Richardson, banyak produsen kertas yang mencoba menghilangkan sebanyak mungkin lignin lewat proses pemutihan. Semakin banyak lignin yang hilang, akan semakin lama kertas bertahan pada warna putih.
Namun, lignin juga banyak digunakan oleh produsen paper bag atau kardus agar produk lebih kuat. Produk tersebut tidak diputihkan dan cukup kaku.
Baca juga: Sains Jelaskan Kenapa Manusia Cenderung Memaafkan Orang Lain
Menurut Richardson, buku-buku yang kita koleksi bisa tetap awet asal kita bisa mengurangi paparan oksigen dan cahaya matahari.
"Oksigen adalah musuh untuk buku. Simpan buku dalam kotak tertutup rapat dan ganti oksigen dengan nitrogen, argon, atau gas lembam lainnya. Selain oksigen, sinar matahari juga mempercepat proses oksidasi," jelasnya.
Selain koleksi pribadi, hal ini juga bermanfaat untuk menyimpan dokumen penting, termasuk dokumen sejarah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.