Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sains Jelaskan Kenapa Manusia Cenderung Memaafkan Orang Lain

Kompas.com - 19/09/2018, 19:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

 

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk memaafkan orang. Hal ini didapati para peneliti ketika mengamati bagaimana orang menilai karakter moral orag lain.

Biasanya, untuk menilai karakter seseorang, seseorang akan berpegang tegus pada kesan baik. Tapi penelitian baru itu membuktikan, ternyata meski seseorang berperilaku buruk, penilaian karakter tersebut masih bisa disesuaikan.

Bagi para peneliti, fleksibilitas dalam menilai pelanggaran ini mungkin bisa membantu menjelaskan bagaimana manusia memaafkan.

Dalam laporan di jurnal Nature Human Behaviour, para peneliti menilai ini mungkin karena manusia berpikir bahwa orang yang telah berbuat salah kepadanya bisa membantu di masa depan.

"Otak membentuk kesan sosial dengan cara yang dapat memungkinkan pengampunan," ungkap Molly Crocket, penulis senior penelitian ini dikutip dari The Independent, Selasa (18/09/2018).

"Karena orang kadag berperilaku buruk dengan alasan tak disengaja, kita harus bisa memperbarui kesan buruk yang ternyata salah. Kalau tidak, kita mungkin akan mengakhiri hubungan begitu singkat dan kehilangan banyak manfaat dari koneksi sosial," imbuh psikolog dari Yale University tersebut.

Temuan ini didapatkan setelah para peneliti melakukan serangkaian percobaan pada 1.500 peserta.

Para peserta diminta untuk mengamati pilihan dua orang asing yang menghadapi dilema moral, yaitu menyetrum orang lain dengan imbalan uang.

Baca juga: Menjaga Mental Tetap Sehat dengan Memaafkan

Orang asing yang dilabeli "baik" menolak melakukan hal tersebut demi uang. Sebaliknya, yang berlabel "jahat" memaksimalkan keuntungan tersebut meskipun ada konsekuensi menyakitkan.

Selanjutnya, para peserta diminta memberi kesan tentang karakter moral kedua orang itu dan seberapa yakin dengan tentang kesan itu.

Hasilnya, para peserta dengan cepat membentuk kesan yang stabil dan positif pada orang asing "baik". Selain itu, mereka juga sangat yakin dengan kesan yang mereka berikan.

Namun sebaliknya, para peserta justru tidak yakin bahwa orang asing "jahat" benar-benar punya karakter yang buruk. Bahkan, para peserta bisa mengubah pikiran mereka dengan cepat ketika orang "jahat" itu melakukan sesuatu yang terlihat murah hati.

"Kami pikir temuan kami mengungkapkan kecenderungan dasar untuk memberi orang lain, bahkan orang asing, manfaat dari keraguan," kata Crockett dikutip dari Science Daily, Senin (17/09/2018).

"Pikiran manusia dibangun untuk menjaga hubungan sosial, bahkan ketika mitra kita kadang berperilaku buruk," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com