Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Disfungsi Ereksi Ada Kaitannya dengan Andropause?

Kompas.com - 30/08/2018, 20:02 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat wanita berusia 40 tahun ke atas, mereka akan mengalami masa menopause atau penurunan alami pada hormon reproduksi wanita. Menopause ditandai dengan 12 bulan sejak haid terakhir.

Hal yang sama juga bisa terjadi pada pria, namanya andropause. Saat pria mengalami andropause, produksi hormon spermatozoa dan testosteron akan berkurang.

Terkait andropause yang dialami pria, banyak orang mengaitkannya dengan disfungsi ereksi. Benerkah keduanya sama?

Baca juga: Disfungsi Ereksi Menyerang Banyak Pria, Kenali Tandanya

Menurut dr. Nugroho Setiawan, ahli andrologi dari Rumah Sakit Umum Fatmawati, andropause menyebabkan penyerapan kalsium terganggu.

"Jadi kalau pria mengalami andropause, ia pasti mengalami gangguan seperti osteoporosis, punya keluhan badan lemas, loyo, mudah ngantuk, mudah capek. Suasana hatinya sering tidak enak karena badannya juga enggak enak," ujar Nugroho saat dijumpai dalam acara Sadari Penyebab dan Faktor Risiko Disfungsi Ereksi, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2018).

Sementara itu, disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan pria untuk mencapai ereksi yang sempurna saat melakukan hubungan seks. Disfungsi ereksi dapat disebabkan berbagai faktor seperti psikogenik, neurologi, dan yang berhubungan dengan pembuluh darah.

Meskipun andropause da disfungsi ereksi merupakan hal berbeda, namun keduanya bisa memiliki hubungan.

"Keduanya tetap bisa kait mengkait. Sebagian besar pria yang andropause, akan mengalami disfungsi ereksi dan pria yang disfungsi ereksi bisa menjadi andropause. Tapi tidak semuanya. Ada sebagian yang andropause tidak mengalami disfungsi ereksi," paparnya.

Sebagai catatan, meski hormon testosteron pada pria andropause mengalami penurunan, hal ini tidak membuat mereka berhenti untuk melakukan hubungan seks.

"Sebetulnya yang disebutkan andropause itu yang pokok level testosteronnya rendah atau turun. Sehingga menimbulkan gejala seperti badannya lemas, loyo, dan ereksinya ga keras. Tapi dengan disuntikan hormon, penis pria akan mengalami perbaikan," jelas Nugroho.

Baca juga: Pria Bisa Berhubungan Seks saat Disfungsi Ereksi, Tapi Ada Efeknya

Tapi ada syarat dalam proses ini. Nugroho menjelaskan, obat dari dokter semuanya bersifat
sementara.

"Pada orang muda, dengan perbaikan pola hidup dapat mempertahankan suntikan hormon testosteron stabil karena sifat obat itu semua temporary. Jadi kalau setelah suntik ini pola hidupnya kembali buruk, ya kembali lagi ke andropause," ujarnya.

Secara alamiah, pria akan mengalami masa andropause pada usia kisaran 50 hingga 60 tahun. Sedangkan disfungsi ereksi, secara alami akan terjadi pada pria ketika memasuki fase degenerasi atau di atas 35 hingga 40 tahun.

Terlepas dari fase alami andropause dan disfungsi ereksi yang akan ditemui, dua hal tersebut dapat lebih awal menyerang pria.

Nugroho menjelaskan andropause dan disfungsi ereksi pada masa muda, biasanya diderita oleh pria yang pola hidup dan kerjanya dipenuhi dengan tekanan. Maka dari itu, ia menyarankan untuk melakukan pola hidup yang tidak stres dan sehat.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau