Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronot ESA: Misi NASA ke Bulan, Langkah Penting Eksplorasi Semesta

Kompas.com - 30/08/2018, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek


KOMPAS.com - Badan Ruang Angkasa Amerika Serikat (NASA) saat ini sedang bersiap kembali ke bulan setelah pertama kali manusia ke sana pada 1972. Bekerja sama dengan Roscosmos dan European Space Agency (ESA), NASA memastikan bagian pertama misinya mengorbit di bulan pada 2022.

Semua orang yang terlibat dalam misi  berharap, bagian pertama itu dapat berfungsi sebagai dasar untuk perjalanan ke bulan dan akhirnya menuju Mars.

Namun perlu diketahui, usaha ambisius yang dijuluki Deep Space Gateway, Lunar Orbital Platform Gateway, atau Lunar Gateway sebenarnya masih menimbulkan kontroversi.

Baca juga: Tak Ingin Disaingi Negara Lain, NASA Luncurkan Misi ke Bulan dan Mars

Sejumlah kritik mengatakan misi ini tidak perlu dilakukan karena terlalu berisiko.

Sementara pihak pendukung mengatakan misi ini adlaah langkah penting untuk mengeksplorasi ruang angkasa lebih jauh. Terutama bagi pemerintah AS yang terobsesi ingin menonjolkan kemajuan Amerika, mereka menyebut eksplorasi ke bulan adalah pion politik yang kuat.

Lantas, apa kata astronot ESA Samantha Cristoforetti yang pernah menghabiskan waktu terlama hidup di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) hampir selama 200 hari sejak 2014 hingga 2015?

Perempuan yang juga terlibat dalam misi Gateway dan terkenal karena berhasil menyeduh espresso pertama di ISS itu sedikit menceritakan ada beberapa tantangan yang dihadapi tim Gateway.

Berikut hasil wawancara Samantha Cristoforetti bersama Newsweek, dilansir Rabu (29/8/2018).

Apa perbedaan bekerja di Bumi dan sebagai astronot? Apakah Anda merindukan luar angkasa?

Saya bukan tipe orang yang kerap merindukan sesuatu. Jika mereka meminta saya untuk segera pergi ke luar angkasa lagi, maka tentu saja dengan senang hati saya akan melepaskan pekerjaan yang saya lakukan sekarang dan mulai berlatih.

Namun, itu tidak berarti saat saya bangun di pagi hari saya merasa seperti merindukannya. Itu bukan sifat saya.

Saya beruntung saya memiliki tugas menarik saat saya kembali ke Bumi. Sangat menantang. Ini adalah sesuatu yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya, saya mengelola tim, mengelola proyek, dan juga mengelola anggaran. Hal semacam ini mungkin dilakukan banyak orang, tapi ini adalah pengalaman baru untuk saya.

Di lingkungan asal saya, penerbangan militer atau pesawat luar angkasa, akan melatih seseorang dengan sangat baik. Anda benar-benar didampingi agar bisa bekerja tanpa kesalahan.

Kemudian tiba-tiba Anda dipindahkan ke sebuah lingkungan organisasi dan diminta mengelola anggota yang tidak memiliki pelatihan seperti saya, dan Anda dituntut harus tahu apa yang harus dilakukan. Bagi saya, ini adalah tantangan yang sangat berbeda dan sangat besar.

Apa keterlibatan Anda (Samantha Cristoforetti) dalam misi Gateway?

Saya adalah perwakilan kru untuk proyek Lunar Orbital Platform-Gateway. Ini adalah stasiun luar biasa yang akan dibangun sekitar awal 2020-an.

Untuk misi meluncurkan manusia ke ruang angkasa, suau organisasi selalu membutuhkan astronot agar bisa memberikan sedikit perspektif ke anggota kru. Saat ini saya baru memulainya dan baru mulai membahas topik ini.

Apa tujuan utama proyek Gateaway?

Ini dimaksudkan sebagai basis di sekitar bulan agar dapat secara fleksibel melakukan sejumlah misi. Anda dapat melakukan penelitian di atas kapal dan mengamati lingkungan di sekitar bulan.

Ini seperti perantara dan langkah selanjutnya dalam eksplorasi. Langkah ini dapat dijadikan dasar untuk misi mengeksplorasi permukaan bulan, baik dengan robot ataupun manusia. Mungkin nantinya dapat dikembangkan untuk misi ke Mars, tapi untuk mencapai ke sana masih perlu waktu 10 tahun lebih.

Menurut Anda, apa tantangan terbesar untuk misi ini?

Kami (astronot) terbiasa dengan stasiun luar angkasa yang sangat besar dan sudah dibangun sejak lama.

Sementara itu, Gateway harus dibangun dengan pendekatan yang lebih efisien. Jauh lebih sulit dan mahal untuk meluncurkan hal-hal ke orbit bulan dibanding ke orbit Bumi yang rendah. Jadi kita harus membuat ruang yang jauh lebih efisien.

Di saat yang sama, kita juga butuh perlindungan radiasi. Hal ini tidak terlalu dibutuhkan di ISS karena stasiun luar angkasa masih berada dalam sabuk Van Allen yang terlindung dari sinar kosmik dan peristiwa matahari.

Baca juga: Ingin Susul Jejak AS, Israel Segera Luncurkan Misi ke Bulan

Untuk Gateway, ini lebih menantang dari sudut teknik agar bisa melakukan lebih banyak hal dengan massa yang lebih sedikit dan volume yang lebih sedikit serta daya yang lebih sedikit. Namun jangan khawatir, teknologi saat ini lebih berkembang.

Ini adalah tantangan terbesar kami saat ini dan saya yakin ada lebih banyak tantangan ke depannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com