Berasal dari sekitar tahun 4.000 SM, kain ini jauh lebih tua dibandingkan saat pembalseman dan asal mumi.
"Pembuatan mumi pada umumnya diperkirakan dimulai pada sekitar tahun 2.600 SM - ketika Piramida Besar dibangun," kata Dr Buckley.
"Tetapi yang kami temukan adalah terdapat bukti pengawetan jenazah yang dimulai lebih awal," imbuhnya.
Temuan tersebut kemudian membuat tim ini tertarik meneliti mumi prasejarah koleksi museum Turino.
Mumi tersebut tidak pernah dikonservasi, sehingga memberikan kesempatan unik untuk mengkaji lingkungan kimiawi Mesir kuno yang tidak terpolusi.
Dr Jana Jones, ahli Mesir dan praktek pemakaman Mesir kuno dari Universitas Macquarie, Sydney, Australia mengatakan, "Penelitian jenazah Torino memberikan sumbangan berarti terhadap pengetahuan kita yang terbatas terkait dengan periode prasejarah dan peningkatan praktik pembuatan mumi, di samping juga merupakan informasi baru mumi ini sendiri.
Baca juga: Di Museum Jerman, Hologram Ungkap Misteri Di Balik Mumi
"Menggabungkan analisa kimia dengan pemeriksaan visual jenazah, penyelidikan genetik, radiokarbon dan analisa mikroskopis pembungkus linen, kami memastikan ritual proses pembuatan mumi ini terjadi sekitar tahun 3.600 SM pada seorang pria yang berumur sekitar 20-30 tahun saat dia meninggal."
Sangat Penting
Kenyataannya, resep yang sama ini juga digunakan hampir 2.000 tahun kemudian untuk membalsem para Firaun (raja Mesir).
Dr Buckley mengatakan, berarti "kita memiliki semacam jati diri Mesir menyeluruh jauh sebelum pendirian negara bangsa pertama dunia di tahun 3.100 SM. Asal usulnya jauh lebih awal dari pemikiran kita sebelumnya."
Hal ini juga mengungkapkan pendalaman tentang bagaimana dan kapan Mesir Kuno menyempurnakan resep pembalseman antibakteri yang melindungi dan mengawetkan jenazah mereka sehingga meninggalkan mumi Mesir terkenal yang sekarang kita kenal.
Prosesnya...
Pembalseman adalah salah satu langkah proses seksama pengawetan butuh.
Proses pembuatan mumi adalah:
1. Pengambilan otak - kemungkinan menggunakan proses "pengadukan" agar otak menjadi cair.
2. Pengangkatan organ dalam tubuh
Penempatan jenazah ke garam alam agar mengering.
3. Menutupi jenazah dengan resep balsem untuk membunuh bakteri.
4. Membungkus jenazah dengan kain linen.
"Pengeringan dan resep pembalseman yang menjadi kunci pengawetan," Dr Buckley menjelaskan.
"Pembuatan mumi adalah inti dari kebudayaan mereka."
Dia menambahkan, "Kehidupan setelah meninggal hanyalah untuk memperpanjang usaha menikmati hidup. Tetapi mereka perlu mengawetkan jenazah agar jiwa memiliki tempat tinggal."