Kendati demikian, korelasi antara metode pembelajaran yang berbeda dalam mempengaruhi otak anak-anak dan remaja dengan cara yang sama seperti eksperimen ini masih harus diselidiki lebih lanjut.
"Di masa lalu, penelitian tentang pipit zebra telah berulang kali memberikan petunjuk penting dan hipotesis untuk menyelidiki proses neurobiologis, khususnya dalam kaitannya dengan pembelajaran vokal. Temuan terbaru kami di kutilang juga mengarah pada hipotesis yang bisa dipelajari pada manusia untuk lebih memahami proses pembelajaran sosial," kata Hahnloser.
Sudah diterapkan pada siswa
Gagan Narula, seorang post-doctoral yang bergabung dalam kelompok Hahnloser, berpendapat bahwa apa yang dialami oleh burung memiliki kesamaan dengan bagaimana anak-anak dan remaja belajar.
“Pembelajaran aktif, yang berfokus pada eksperimen dan coba-coba, menjadi semakin lazim di sekolah. Di sekolah menengah, bahkan matematika sekarang diajarkan dengan bantuan eksperimen,” jelas Narula, seperti dilansir Kompas.com dari Science Daily, Selasa (14/08/2018).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.