Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macam-macam Teknik Pemeliharaan Sapi untuk Peningkatan Kualitas

Kompas.com - 14/08/2018, 19:36 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com – Meningkatkan produktivitas sapi, baik yang dimanfaatkan dagingnya atau susunya, dapat dilakukan melalui berbagai cara. Selain memberikan pakan yang baik bagi sapi, ternyata teknik pemeliharaan juga memiliki pengaruh dalam peningkatan kualitas sapi.

Ada tiga cara dalam meningkatkan kualitas sapi melalui teknik pemeliharaan: intensif, semi-intensif, dan ekstensif. Masing-masing dari cara tersebut memiliki pengaruh yang berbeda-beda pada hasil yang diperoleh dari sapi.

Jika berbicara konsep, sifat alamiah, dan cara budidaya yang benar, menurut Prof. Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc, Guru besar Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB; konsep yang harus diterapkan (harus) tidak memelihara sapi dengan sistem intensif.

“Mau diutak-atik kaya apa juga akan rugi. Karena sapi tidak sepantasnya dikurung,” tambahnya.

Baca juga: Pentingnya Fermentasi Rumen dalam Meningkatkan Produktivitas Sapi

Sebagai informasi, pemeliharaan sapi secara intensif adalah memelihara sapi terus-terusan di dalam kandangnya. Melalui cara ini, sapi memperoleh pakan sesuai dengan yang ditentukan pemiliknya.

Cara ini dinilai kurang baik oleh Nahrowi karena pemilik sapi belum tentu konsisten dalam meberikan pakan yang mengandung nutrisi dan gizi bagi sapi. Padahal, sapi yang hanya di dalam kandang tidak memiliki pilihan lain selain memakan apa yang diberikan.

Namun demikian, konsep ini tidak sepenuhnya salah. Untuk peternakan sapi dengan tujuan penggemukan, konsep pemeliharaan di dalam kandang bisa menjadi opsi yang tepat.

“Sapi untuk tujuan penggemukan memang harusnya diintensifkan, karena dia enggak boleh banyak bergerak supaya jadi daging,” jelas Nahrowi saat ditemui sebagai pembicara dalam kegiatan workshop Evaluasi Kualitas Pakan dan Ekologi Rumen untuk Meningkatkan Produktivitas Sapi Potong dan perah, Senin, (13/08/2018), di Bogor.

Kemudian, untuk tujuan perbanyakan, sistem ekstensif menjadi cara yang tepat. Cara ekstensif adalah pemeliharaan sapi di luar kandang yang biasanya di padang penggembalaan. Keuntungan dari konsep ini, disampaikan Nahrowi, adalah sapi dapat memilih dengan bebas nutrisi apa yang mereka butuhkan.

Baca juga: Peternakan Terbesar di Indonesia Dibuka, Tampung 10.000 Sapi Perah

Kendati demikian, konsep tersebut tetap menemui titik kesulitan, terutama pada pengendalian lingkungan khususnya terhadap penyakit. Selain itu, Nahrowi menambahkan bahwa pakan alami lokal Indonesia sangat bervariasi dan berbeda-beda di setiap tempatnya.

“Maka dari itu, untuk meningkatkan produktivitas sapi, perlu dilakukan analisis pada pakan sapi di wilayahnya masing-masing,” ujar guru besar Ilmu dan Teknologi Pakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Nahrowi berpendapat, cara yang paling tepat dalam menernakan sapi adalah dengan teknik semi-intensif.

“Sapi sebaiknya dipelihara secara semi-intensif. Konsep ini diterapkan di negara-negara luar seperti Australia dan New Zealand,” jelasnya

Hal ini karena melalui teknik ini, ada keseimbangan antara nutrisi yang kita atur melalui pemberian di dalam kandang dengan nutrisi yang dibutuhkan oleh sapi dari alam.

Terlepas dari ini semua, Nahrowi menekankan bahwa pentingnya mengetahui kandungan gizi dan nutrisi yang terkandung dalam pakan adalah kunci utama suksesnya peningkatan produktivitas sapi.

“Dengan begitu, saya sangat yakin kita dapat bersaing dengan negara lain dalam hal penggemukan sapi. Sayangnya, kita belum bisa mengelola dengan bagus. Itu saja kata kuncinya,” tutup Nahrowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau